Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Bergantung pada Emas

Kompas.com - 26/08/2011, 09:06 WIB

KOMPAS.com - Kebutuhan emas pada masa datang bakal terus meningkat. Bukan hanya karena emas menjadi simbol kebudayaan peradaban manusia, tetapi juga simbol gengsi ekonomi.

Banyak analis emas mengatakan, harga emas akan terus meningkat selama permintaan jauh lebih besar dari pasokan. Saat ini, cadangan emas Indonesia tercatat 3.000 ton dan yang sudah dieksploitasi per 2009 baru 65 ton.

Di tengah ketidakpastian ekonomi AS dan Eropa, harga emas di pasar global naik ke 1.822 dollar AS per troy ounce pada Selasa (23/8/2011) dari 740 dollar AS pada Oktober 2007. Bank of America pernah meramal, harga emas dapat mencapai 2.000 dollar AS, sementara JP Morgan mengalkulasi akhir tahun ini menjadi 2.500 dollar AS.

Kenaikan harga emas di Indonesia berkisar antara 20-40 persen per tahun. Tahun 1990, misalnya, harga emas Rp 20.000/gram. Sembilan tahun kemudian, melejit ke Rp 360.000, tahun lalu jadi Rp 430.000, dan Rabu (24/8/2011) menyentuh Rp 540.000/gram.

Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah tak bisa memperkirakan berapa lama harga emas bakal terus di atas Rp 500.000/gram. ”Selama terjadi ketidakpastian ekonomi dan keuangan global, harga emas akan terus melambung,” kata Difi.

Namun, ekonom Danareksa, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan, harga emas perlu disikapi waspada karena semua komoditas tidak imun gejolak yang akhirnya menurunkan permintaan.

Harga emas ditopang persepsi perekonomian AS dan Eropa akan terpuruk. Jika krisis di dua wilayah itu benar terjadi, permintaan emas dunia akan anjlok. Bila produksi emas tetap tinggi, harga jual emas akan turun. Besarnya penurunan harga bergantung dalamnya krisis. Jika krisis sangat parah, dapat diartikan turunnya daya beli masyarakat sehingga permintaan emas turun.

”Tidak mungkin harga emas sampai 2.500 dollar AS. Indeks utama ekonomi di Eropa turun empat bulan terakhir. Artinya, dalam 2-3 bulan bisa saja krisis mulai terjadi di Eropa. Harga emas juga bisa turun karena pemilik usaha akan melepas emasnya untuk membiayai dampak krisis,” tambah Purbaya kepada Kompas, akhir pekan lalu.

Komoditas biasa

Emas perlu dilihat sebagai komoditas biasa, analog dengan harga minyak dunia yang melonjak hingga 147 dollar AS/barrel tahun 2008. Segera setelah itu, harga turun hingga 40 dollar AS. Daya beli turun, sementara pasokan melambung.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

    Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

    Whats New
    Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

    Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

    Spend Smart
    Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

    Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

    Whats New
    Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

    Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

    Whats New
    Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

    Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    Whats New
    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Whats New
    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Whats New
    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com