Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BlackBerry asal Malaysia Perlu Kena Pajak Tambahan

Kompas.com - 07/09/2011, 13:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian MS Hidayat menekankan perlunya aturan tentang barang-barang konsumsi yang masuk ke pasar domestik, tetapi tidak diproduksi di Indonesia, seperti ponsel BlackBerry buatan Malaysia.

Produsen ponsel pintar BlackBerry, Research in Motion (RIM), telah membangun pabrik baru di kawasan Penang, Malaysia, pada 1 Juli lalu. Produk ponsel dari Malaysia itu antara lain dijual ke Indonesia.

"Mereka (BlackBerry) mau produksi di Malaysia, tetapi pasarnya kan justru Indonesia. Perlu ada semacam pajak tambahan atau bea masuk tambahan," kata Hidayat kepada wartawan setelah menghadiri rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Rabu (7/9/2011).

Selain telepon selular buatan Kanada itu, kata Hidayat, sejumlah barang konsumsi lainnya juga perlu diatur perizinannya. Hal ini dilakukan agar investor lebih tertarik untuk berinvestasi di Indonesia daripada mengekspornya ke Tanah Air.

"Nanti akan ada semacam insentif atau disinsentif bagi produk-produk semacam itu, kita harus punya aturan atau barrier dengan tujuan agar produsen lebih tertarik melakukan produksi di Indonesia," kata Hidayat.

Secara terpisah, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, upaya untuk meningkatkan produksi barang yang digunakan masyarakat dalam negeri itu perlu didorong, meskipun penerapannya masih perlu dikaji lebih lanjut. "Tentunya harus ada perimbangan karena jika kita produksi at all cost, maka konsumen akan terbebani," kata Mari.

Mari menegaskan, saat ini yang terpenting adalah bagaimana melakukan produksi di dalam negeri, namun tetap dengan biaya dan harga bersaing. "Akan ada ruang tertentu untuk penyesuaian semacam itu, namun saat ini masih harus dibahas secara berkelanjutan," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com