JAKARTA, KOMPAS.com — PT Dirgantara Indonesia (Persero) menghadapi tingginya jumlah pegawai yang tidak terkait langsung dengan bisnis utama, yakni produsen pesawat terbang, sehingga membutuhkan pemangkasan pegawai untuk menekan ongkos sekitar Rp 263 miliar. Meski demikian, direksi PT DI menghindari pemecatan sekitar 1.000 pegawai karena lebih memilih penghentian alami yang lebih murah biayanya.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Kamis (8/9/2011), dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR tentang Penyertaan Modal Negara.
Menurut Budi, jumlah karyawan PT DI saat ini mencapai 4.337 orang. Jumlah ini akan berkurang secara alami karena sekitar 1.403 orang akan pensiun hingga tahun 2015 menjadi 3.236 orang.
Dari total 4.337 pegawai itu, sebanyak 1.753 orang bekerja di bagian produksi, 1.362 orang di bagian perakitan, 138 bekerja di bagian komersial, 453 orang di bagian sumber daya, dan 631 orang di bagian manajerial.
Jumlah itu akan berkurang menjadi 999 orang di bagian perakitan, 1.583 orang di bagian produksi, 74 orang di bagian komersial, 128 orang di bagian sumber daya, dan 451 orang di bagian manajerial.
"Demografi sumber daya manusia kami tidak proporsional. Sebab, karyawan yang indirect (tidak langsung ke bisnis utama) sangat besar dibandingkan dengan industri pesawat lain. Oleh karena itu, kami akan menambah yang direct worker. Ada dua opsi, memangkas indirect worker atau menurunkannya secara alami. Kami pilih penurunan alami melalui pensiun," ujar Budi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.