Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT DI Hindari Pemecatan 1.000 Pegawai

Kompas.com - 08/09/2011, 21:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Dirgantara Indonesia (Persero) menghadapi tingginya jumlah pegawai yang tidak terkait langsung dengan bisnis utama, yakni produsen pesawat terbang, sehingga membutuhkan pemangkasan pegawai untuk menekan ongkos sekitar Rp 263 miliar. Meski demikian, direksi PT DI menghindari pemecatan sekitar 1.000 pegawai karena lebih memilih penghentian alami yang lebih murah biayanya.

Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Kamis (8/9/2011), dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR tentang Penyertaan Modal Negara.

Menurut Budi, jumlah karyawan PT DI saat ini mencapai 4.337 orang. Jumlah ini akan berkurang secara alami karena sekitar 1.403 orang akan pensiun hingga tahun 2015 menjadi 3.236 orang.

Dari total 4.337 pegawai itu, sebanyak 1.753 orang bekerja di bagian produksi, 1.362 orang di bagian perakitan, 138 bekerja di bagian komersial, 453 orang di bagian sumber daya, dan 631 orang di bagian manajerial.

Jumlah itu akan berkurang menjadi 999 orang di bagian perakitan, 1.583 orang di bagian produksi, 74 orang di bagian komersial, 128 orang di bagian sumber daya, dan 451 orang di bagian manajerial.

"Demografi sumber daya manusia kami tidak proporsional. Sebab, karyawan yang indirect (tidak langsung ke bisnis utama) sangat besar dibandingkan dengan industri pesawat lain. Oleh karena itu, kami akan menambah yang direct worker. Ada dua opsi, memangkas indirect worker atau menurunkannya secara alami. Kami pilih penurunan alami melalui pensiun," ujar Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com