Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT DI Bidik Kontrak Rp 3,8 Triliun

Kompas.com - 11/09/2011, 12:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Dirgantara Indonesia (DI) membidik kontrak senilai Rp 3,831 triliun pada tahun 2012 atau meningkat dibandingkan nilai kontrak yang akan dikejar tahun 2011 sebesar Rp 2,61 triliun.

Badan usaha milik negara ini berharap nilai kontrak terbesar akan datang dari Direktorat Usaha Aircraft Integration, yakni Rp 3,015 triliun, yang merupakan lini bisnis utamanya.

Demikian isi dokumen Supplement Business Plan PT DI Tahun 2011-2015 yang diterima Kompas di Jakarta, Minggu (11/9/2011).

PT DI memiliki empat direktorat usaha, selain Aircraft Integration sebagai lini utama. Mereka juga memiliki Direktorat Usaha Aerostructure, Direktorat Usaha Aircraft Service, dan Direktorat Usaha Teknologi dan Pengembangan.

Pada tahun 2012, Direktorat Usaha Aerostructure diharapkan dapat menggaet kontrak senilai Rp 149 miliar, Direktorat Usaha Aircraft Service Rp 178 miliar, dan Direktorat Usaha Teknologi dan Pengembangan Rp 490 miliar.

Adapun pada tahun 2011 target kontrak masing-masing divisi adalah Direktorat Usaha Aircraft Integration senilai Rp 2,275 triliun, Direktorat Usaha Aerostructure Rp 137 miliar, Direktorat Usaha Aircraft Service Rp 120 miliar, dan Direktorat Usaha Teknologi dan Pengembangan Rp 78 miliar.

Dengan demikian, lonjakan nilai kontrak tertinggi secara persentase sebenarnya terjadi pada Direktorat Usaha Teknologi dan Pengembangan, yakni 5,2 kali lipat.

Business Plan PT DI tersebut diketahui dari target-target kontrak yang dikejar pada tahun 2013 mencapai Rp 3,431 triliun; lalu tahun 2014 Rp 3,714 triliun; dan Rp 3,764 triliun.

Dengan kontrak-kontrak itu, PT DI berharap memperoleh penerimaan senilai Rp 1,717 triliun pada tahun 2011, Rp 2,691 triliun pada tahun 2012, Rp 3,587 triliun tahun 2013, Rp 3,378 triliun tahun 2014, dan Rp 3,894 triliun pada tahun 2015.

Namun, untuk itu semua, PT DI membutuhkan investasi senilai Rp 138,04 miliar tahun 2011, tahun 2012 Rp 750,05 miliar, tahun 2013 Rp 110,15 miliar, tahun 2014 Rp 94,01 miliar, dan tahun 2015 Rp 10,2 miliar. Dengan demikian, total investasi yang dibutuhkan hingga 2015 mencapai Rp 1,102 triliun.

Investasi tersebut dibutuhkan agar seluruh kontrak dapat direalisasikan sebagai penjualan. Adapun target penjualan yang ingin diraih adalah Rp 1,3 triliun pada 2011, Rp 2,66 triliun pada tahun 2012, Rp 3,808 triliun pada tahun 2013, Rp 3,346 triliun pada tahun 2014, dan Rp 3,849 triliun pada 2015.

Direktorat Usaha Aircraft Integration merupakan usaha inti PT DI yang merupakan bagian yang memproduksi pesawat terbang dan helikopter. Adapun Direktorat Usaha Aerostructure memiliki kegiatan utama pembuatan komponen untuk mendukung bisnis Direktorat Usaha Aircraft Integration dan suku cadang pabrik lain.

Sementara Direktorat Usaha Aircraft Service memiliki kegiatan utama sebagai penyedia jasa perawatan pesawat, menyediakan komponen perbaikan, dan modifikasi pesawat, baik untuk pesawat PT DI maupun non-PT DI. Adapun Direktorat Usaha Teknologi dan Pengembangan merekayasa dan membuat rancang bangun pesawat terbang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perusahaan Asal Singapura Jadi Investor Pertama KIT Batang Tahun Ini

Perusahaan Asal Singapura Jadi Investor Pertama KIT Batang Tahun Ini

Whats New
Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com