Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Tukarkan Uang Lama Anda

Kompas.com - 25/09/2011, 12:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia telah mencabut dan menarik beberapa pecahan uang rupiah, sehingga otomatis tidak berlaku lagi sebagai alat tukar yang sah. Meski demikian, masyarakat masih bisa menukarkan uang yang telah ditarik tersebut bank umum ataupun Bank Indonesia sampai batas waktu yang telah ditentukan.

"Terkait batas waktu penukaran uang-uang tersebut, kepada masyarakat yang berniat menukarkan uang dimaksud, diharapkan dapat menukarkan sesuai batas waktu dan sesuai jam operasional kas," kata Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Johansyah dalam rilisnya.

Berikut uang yang telah dicabut dan ditarik peredarannya berdasarkan Surat Keputusan dan Surat Edaran Bank Indonesia: uang kertas emisi 1975 pecahan Rp 10.000, uang logam pecahan Rp 5 tahun Emisi 1979.

Kemudian  pecahan logam Rp 50 tahun emisi 1991,  pecahan logam Rp 100 tahun emisi 1991,  uang kertas pecahan Rp 100 tahun emisi 1992,  uang kertas pecahan Rp 500  tahun emisi 1992, uang kertas pecahan Rp 1.000 tahun emisi 1992 dan uang kertas pecahan Rp 5.000 tahun emisi 1992.

Difi menyebutkan, penukaran uang kertas Rp 10.000 tahun emisi  1975 di kantor pusat Bank Indonesia akan berakhir pada 31 Desember 2011.

Adapun, untuk selain uang kertas Rp 10.000 tahun emisi 1975, masih bisa dilakukan penukaran di bank umum hingga 29 November 2011. "Selanjutnya, penukaran hanya dapat dilakukan di Bank Indonesia terhitung sejak tanggal 30 November 2011 sampai dengan tanggal 29 November 2016," sebut Difi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com