Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme Pasar Atas Eropa Masih Terlalu Dini?

Kompas.com - 28/09/2011, 09:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lonjakan indeks di Asia kemarin mengikuti penguatan bursa global, khususnya AS dan negara-negara di Eropa, adalah respons positif atas upaya penyelesaian krisis utang di Eropa.

Namun, hal itu dinilai merupakan bentuk optimisme yang terlampau dini mengingat penyelesaian masalah di Eropa yang bisa berimbas ke belahan dunia lainnya itu tidak bisa instan.

Bursa AS ditutup menguat 1,3 persen setelah sempat menguat lebih dari 3 persen semalam menunjukkan masih tingginya kekhawatiran terhadap krisis utang di Eropa.

"Melemahnya optimisme di kalangan pelaku pasar dipicu oleh adanya berita yang menyebutkan bahwa pemimpin Eropa belum menemukan kesepakatan secara politis atas bail out tahap kedua terhadap Yunani," kata analis HP Sekuritas, Yanuar Pribadi, di Jakarta, Rabu (28/9/2011).

Di samping itu, pelaku pasar juga merasa skeptis terhadap rencana pengembangan dana EFSB (European Financial Stability Facility) untuk membantu negara Eropa yang bermasalah akan memicu masalah baru. Maka dari itu, euforia terhadap penyelesaian masalah Eropa terlihat terlalu dini sejalan dengan masih belum jelasnya detail dan efektivitas dari rencana tersebut.

Menurut Yanuar, euforia pasar dalam dua hari terakhir ini telah mendorong yield obligasi AS bertenor 10 dan 30 tahun melemah ke 1,99 persen dan 3,09 persen. Data tingkat keyakinan konsumen AS untuk bulan September juga menguat meski tipis dibandingkan dengan bulan Agustus.

Namun, tingginya kekhawatiran terhadap ketersediaan lapangan kerja dan utang pemerintah AS menjadi salah satu faktor tingkat keyakinan konsumen berada di level 45,4 di bawah estimasi pasar 46,1.  

Setelah sempat menguat hingga pagi ini, bursa Asia juga terlihat kehilangan momentum penguatan walaupun masih bergerak di area positif. Melemahnya euforia pasar terhadap penyelesaian masalah Yunani diperkirakan akan membatasi penguatan bursa Asia hari ini.

"IHSG kami perkirakan akan bergerak menguat terbatas di kisaran 3.425-3.530," kata Yanuar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com