Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Desa Wisata Bubohu di Lahan Gersang

Kompas.com - 29/09/2011, 03:52 WIB

Aris Prasetyo

Yosep Tahir Ma’ruf berhasil menyulap wilayah yang semula kering dan gersang menjadi hijau rimbun dan berlimpah air. Kini, Desa Bongo, Kecamatan Batuda’a Pantai, Gorontalo, telah berubah menjadi Desa Wisata Religius Bubohu seluas lebih kurang 400 hektar.

Tak terlalu jauh menuju Desa Wisata Religius Bubohu. Hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit dengan berkendara dari Kota Gorontalo. Sepanjang perjalanan yang berliku itu, kita ditemani pemandangan Teluk Tomini.

Sekitar 200 meter memasuki pintu gerbang Desa Wisata Religius Bubohu, sepanjang kiri-kanan jalan dipenuhi pohon mahoni setinggi 2-3 meter. Pohon mahoni itu dibungkus anyaman bambu dan jaring plastik di sekelilingnya. Di lahan sepanjang jalan itu pun dipenuhi rerimbunan berbagai jenis pohon.

Saat memasuki Desa Wisata Religius Bubohu, siapa pun, anak-anak ataupun orang dewasa, yang kita lewati akan mengucapkan salam yang menjadi ciri khas Muslim.

”Saya mengajarkan tiga hal di sini, yaitu salam, jabat tangan, dan cium tangan dari yang muda kepada orang tua, selain menanam pohon,” kata Yotama, panggilan Yosep Tahir Ma’ruf.

Pada 1997, Yotama memulai impiannya di tempat itu. Berawal dengan menanam puluhan jenis pepohonan di tempat yang semula gersang itu, ia lalu mendatangkan berbagai jenis bibit pohon dari luar Gorontalo, termasuk dari Pulau Jawa.

”Saya tanam berbagai jenis bibit pohon. Yang mati atau tidak tumbuh saya ganti dengan jenis lain yang bisa tumbuh bagus. Jarak antar-pohon pun tak beraturan. Ini semakin mempercepat pohon-pohon itu tumbuh karena saling berebut sinar matahari,” kata Yotama yang juga pengusaha bidang agrobisnis.

Setelah lebih dari 10 tahun, penanaman pohon menampakkan hasil. Selain membuat desa menjadi hijau dan rimbun, air bersih pun mudah didapat. Di kompleks Desa Wisata Religius Bubohu, sumber air mengalir tanpa henti. Rerimbunan pohon dan suara gemericik air membuat orang yang berada di desa wisata itu merasa nyaman.

Pesantren alam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com