Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Penduduk Muda, Modal Besar Indonesia

Kompas.com - 29/09/2011, 15:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia Abiprayadi Riyanto menyampaikan bahwa populasi penduduk Indonesia yang berada di usia produktif, yaitu penduduk dengan umur 15-64 tahun, merupakan modal besar bagi perekonomian nasional.

"Indonesia itu punya modal besar yang negara-negara lain nggak punya yaitu adalah kita punya aset populasi orang muda," ujar Abiprayadi dalam diskusi terkait pengaruh IHSG saat ini terhadap kinerja reksa dana, di Bursa Efek Indonesia, Kamis ( 29/9/2011 ).

Ia menuturkan, penduduk dengan usia 15-54 tahun jumlahnya 60 persen dari total penduduk nasional yang mencapai 240 juta orang. Angka ini, lanjut dia, artinya Indonesia punya populasi yang produktif hingga tahun 2030 .

Menurut Abiprayadi, hal tersebut tidak dipunyai oleh negara lain. China hanya punya penduduk produktif sampai tahun 2015 . Ini karena adanya kebijakan satu anak (single child policy). "Jepang malah negative growth populasinya," tambah dia.

Begitu juga dengan Eropa, seperti Swiss yang populasinya bahkan susut. Sehingga kebanyakan penduduknya adalah para pendatang. "(Jadi) Indonesia punya aset yang luar biasa gede," tegasnya.

Dan, tidak hanya sekedar jumlah saja. Penduduk usia produktif ini juga disertai dengan daya beli yang tinggi. Di mana pendapatan masyarakat kelas menengah bawah, yang berpenghasilan 2-4 dollar AS per hari, meningkat dari 37,5 juta penduduk ( 1999 ) menjadi 68,8 juta penduduk ( 2009 ). "Itu yang buat Indonesia tahan krisis tahun 2008 ," sebut dia.

Di mana pertumbuhan ekonomi nasional, sebanyak 65 persennya ditopang oleh permintaan domestik. Kondisi ini berbeda dengan negara lain, seperti Malaysia dan Singapura. Seluruh PDB Singapura ditopang oleh ekspor, sedangkan ekspor Malaysia berkontribusi 90 persen terhadap PDB. "(Sedangkan) ekspor kita rendah dengan 20 persen," jelasnya.

Secara terpisah, hal serupa juga disebutkan oleh Kepala ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya menyampaikan daya beli masyarakat Indonesia masih dalam kondisi bagus. Dengan kondisi ini, daya beli tersebut akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional di tengah-tengah ketidakstabilan kondisi global. "Yang paling bagus kalau global ekonomi gonjang-ganjing, kita akan mempertahankan domestic demand. Artinya, kekuatan daya beli masyarakat dalam negeri," ujar Purbaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com