Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pertamax Tetap Tinggi

Kompas.com - 05/10/2011, 04:51 WIB

Jakarta, Kompas - Tren harga minyak mentah dunia cenderung turun. Namun, hal itu tidak otomatis menurunkan harga Pertamax. Oleh karena, perkembangan harga bahan bakar minyak nonsubsidi itu lebih dipengaruhi nilai tukar rupiah dan harga minyak mentah Indonesia.

”Jadi jangan heran kalau harga minyak turun, tetapi harga Pertamax malah naik,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H Legowo, Selasa (4/10), di Jakarta.

”Perlu diingat, harga Pertamax tidak hanya bergantung pada ICP (rata-rata harga minyak mentah Indonesia). Karena Pertamax dijual dalam rupiah, maka harganya juga bergantung pada nilai kurs. Kursnya, kan, sedang jelek sehingga harganya jadi seperti ini,” ujarnya. Adapun ICP secara langsung akan memengaruhi harga MOPS (Mid Oil Platts Singapore).

Terkait kemungkinan harga Pertamax akan turun, Evita menyatakan, hal itu bergantung pada ICP, MOPS, dan nilai tukar rupiah. ”Kami berharap nilai tukar rupiah membaik sehingga harga Pertamax bisa kembali turun,” kata Evita.

Sementara itu, Tim Harga Minyak Ditjen Migas Kementerian ESDM melaporkan, rata-rata ICP pada September 2011 sebesar 111 dollar AS per barrel. Ini berarti, ICP turun 0,67 dollar AS per barrel dibandingkan harga rata-rata Agustus. Adapun harga minas/SLC turun 2,42 dollar AS, dari 114,91 dollar AS menjadi 112,50 dollar AS per barrel.

Penurunan ICP itu, antara lain, disebabkan anjloknya harga minyak mentah SLC dan Duri. Harga SLC dan Duri yang merupakan acuan hampir 50 persen harga minyak mentah dalam basket ICP, sebelumnya meningkat tajam di atas pergerakan harga minyak mentah lain akibat tingginya permintaan dari Jepang.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Mochamad Harun sebelumnya menjelaskan, kenaikan harga BBM nonsubsidi juga dipicu merosotnya nilai tukar rupiah. Jadi, meski harga minyak dunia turun, harga Pertamax justru naik karena terimbas pelemahan rupiah. Harga jual Pertamax juga mengikuti harga produk sejenis di pasar internasional yang juga naik.

Pertamina kembali menaikkan harga Pertamax pada 1 Oktober lalu antara Rp 100 dan Rp 200 per liter. Untuk DKI Jakarta, harga Pertamax menjadi Rp 8.800 per liter dari Rp 8.650 per liter. Di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, harga Pertamax dari Rp 8.750 naik menjadi Rp 8.850 per liter. Kenaikan harga Pertamax diikuti pesaingnya seperti Shell.

Kenaikan harga BBM nonsubsidi itu mengakibatkan makin tingginya disparitas harga BBM nonsubsidi dan berdampak pada melonjaknya konsumsi BBM bersubsidi. Menurut Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas Tubagus Haryono, realisasi konsumsi premium telah 103,2 persen dari kuota dan konsumsi solar 102,4 persen dari kuota dalam APBN-P 2011.

Harga turun

Harga minyak mentah di perdagangan Asia pada hari Selasa turun karena dimulainya kembali produksi minyak mentah Libya lebih cepat dari yang diperkirakan. Minyak Light Sweet, minyak patokan di New York, untuk pengiriman November jatuh 87 sen menjadi 76,74 dollar AS per barrel.

Turunnya harga minyak juga dipengaruhi publikasi Badan Energi Internasional (IEA) September 2011 bahwa pasokan minyak mentah dunia meningkat 1 juta barrel per hari, ditopang peningkatan produksi dari kawasan Amerika Latin dan negara-negara OPEC. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com