Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertekan, Rupiah Sentuh 8.900 Lagi

Kompas.com - 06/10/2011, 10:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mata uang rupiah terhadap dollar AS pada Kamis (6/10/2011) pagi kembali bergerak dalam tekanan seiring dengan pelemahan mata uang Asia lainnya.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, tertekan ke posisi Rp 8.900 atau turun 10 poin dibanding posisi sebelumnya, Rp 8.890.

Analis Monex Investindo Futures Johanes Ginting di Jakarta, Kamis, mengatakan, aksi jual rupiah masih terus mewarnai pasar uang sehingga menekan nilai tukar mata uang dalam negeri. "Mengikuti pelemahan mata uang Asia lainnya kembali mendorong resiko dalam pasar uang dalam negeri. Namun sejauh ini, pembeli dollar AS masih minim," kata dia.

Ia mengatakan, Bank Indonesia belum terlihat melepas dollar AS, namun hari ini diperkirakan akan melakukan penjualan terkait pasokan dollar AS di pasar masih ketat. Hari ini mata uang rupiah terhadap dollar AS diperkirakan di kisaran 8.900-9.050. Menurutnya, ekspektasi rebound saham dan obligasi lokal hari ini akan mendorong mata uang lokal menguat terhadap dollar AS.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, Kementerian Keuangan kembali melelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 6 triliun.

Dari target indikatif Rp 5 triliun menunjukkan minat investor masih di surat utang dengan tenor pendek satu tahun yang berhasil menyerap Rp 3 triliun atau 50 persen dari total serapan. "Lelang ini cukup lumayan menyedot likuiditas rupiah dan menjadi indikasi minat beli masih cukup tinggi," kata dia.
   
Ia mengatakan, permintaan pasar cukup lumayan dengan kelebihan 1,89 kali atau  Rp 9.469 triliun. Dari seri yang dilelang, terlihat untuk imbal hasil, tenor paling pendek yaitu enam bulan berkisar 5,03-6 persen dengan rata-rata tertimbang 5,46 persen.

Adapun untuk tenor paling panjang 21 tahun, kata dia, berkisar 7,625-8,25 persen dengan rata-rata tertimbang 7,698 persen, dan kupon sebesar 8,250 persen. "Lelang menjadi alternatif bagi investor untuk masuk kembali ke pasar SUN. SUN menjadi aset yang paling diminati di tengah ketidakpastian global saat ini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com