Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forum Lintas Asosiasi Nasional Tolak Kenaikan TDL

Kompas.com - 12/10/2011, 15:31 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Lintas Asosiasi Nasional menolak kenaikan tarif dasar listrik tahun 2012 yang direncanakan mencapai 10-15 persen. Jika tetap naik, pengusaha minta kenaikan itu harus diberlakukan kepada seluruh pelanggan PLN, termasuk pelanggan rumah tangga berkepasitas 450 kVA dan 900 kVA.

Ketua Forum LAN Franky Sibarani mengemukakan hal itu di Jakarta, Rabu (12/10/2011). Kenaikan TDL menjadi salah satu aspek yang meresahkan daya saing industri nasional.

Guna menekan jumlah subsidi yang terus membengkak setiap tahunnya, pemerintah berencana menaikkan TDL pada tahun depan sebersar 1015 persen. Kenaikan TDL tersebut merupakan salah satu prioritas yang dikaji pemerintah terkait bahan bakar minyak (BBM) maupun listrik.

Alasan lainnya, TDL di Indonesia masih termurah di antara negara-negara ASEAN, yaitu Singapura (Rp 1.453/Kwh), Vietnam (Rp 1.149/Kwh), Malaysia (Rp 829/Kwh), Thailand (Rp 782/Kwh) dan Indonesia (Rp 632/Kwh).

Masalahnya, kata Franky, pembangkit listrik PLN masih menggunakan BBM, sehingga subsidi pemerintah ke PT.PLN membengkak dan harga jual listrik ke konsumen jadi mahal, sebagaimana yang terjadi pada tahun 2010 yang naik 18 persen.

Seharusnya PT PLN untuk pembangkitnya menggunakan batubara atau gas, sehingga biaya pokok penyediaan (BPP) listriknya akan jauh lebih murah. Pembandingnya, jika BPP listriknya menggunakan BBM maka harga jual listrik ke konsumen adalah Rp.1800/kWh, tetapi jika dengan gas harga jualnya hanya Rp.800/kWh dan akan lebih murah lagi apabila menggunakan batubara yaitu hanya Rp.450/kWh.

"Yang menjadi masalah utamanya adalah PT PLN kekurangan dan kesulitan untuk untuk mendapatkan batubara dan gas," kata Franky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com