Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disayangkan, Keluarnya Gapki dari RSPO

Kompas.com - 12/10/2011, 18:41 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — WWF Indonesia menyayangkan keluarnya Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) dari keanggotaan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Padahal, hingga kini RSPO adalah skema sertifikasi kelapa sawit yang paling diakui oleh pasar dan memenuhi standar global kelestarian lingkungan.

Sebelum mundur dari keanggotaannya di RSPO, Gapki duduk sebagai Dewan Eksekutif di dalam RSPO, mewakili produsen kelapa sawit. Karena itu, secara langsung Gapki menyuarakan kepentingan pelaku usaha sawit Indonesia dalam keanggotaan RSPO.

"Keluarnya Gapki dari RSPO bisa dibaca oleh pasar sebagai langkah yang kontra-produktif, yang pada akhirnya merugikan citra Indonesia," kata Nazir Foead, Direktur Konservasi WWF-Indonesia, Rabu (12/10/2011) di Jakarta.

RSPO merupakan satu-satunya wadah atau asosiasi non-profit, yang menyatukan berbagai pihak dalam sektor industri sawit berkelanjutan, mulai produser kelapa sawit, pemroses, pedagang atau manufaktur, peritel, bank dan investor hingga LSM atau masyarakat madani.

Saat ini keanggotaan RSPO di Indonesia mencakup 46 perusahaan produsen kelapa sawit. Beberapa perusahaan di antaranya memiliki kebun sawit bersertifikat, sesuai standar pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yang diterapkan RSPO.

"WWF mendorong agar pelaku usaha dan produsen yang telah menjadi anggota RSPO tetap menjadi anggota RSPO, dan kami memberikan apresiasi kepada mereka, juga kepada konsumen yang sudah berkomitmen mempromosikan kelapa sawit berkelanjutan di tingkat lokal dan pasar global. WWF juga mendukung berbagai upaya yang dilakukan para pemilik konsesi kebun sawit untuk sertifikasi kebun mereka, sebagaimana disyaratkan bagi semua produser dalam keanggotaan RSPO," kata Nazir Foead.

Lebih lanjut ia mengemukakan dalam jangka panjang WWF berharap mayoritas produser minyak sawit akan menjadi anggota RSPO, dan bergerak menuju produksi minyak sawit yang tersertifikasi. Ini akan memberikan kontribusi bagi pembangunan pro growth, pro job, dan pro green.

 Standar RSPO mencakup persyaratan pelindungan area bernilai konservasi tinggi (high conservation value/HCV) yang menurut WWF merupakan indikator kunci diterapkannya prinsip keberlanjutan pada industri minyak sawit.

Dalam pernyataannya kepada media, Gapki mengatakan bahwa keputusan untuk mundur dari RSPO dimaksudkan untuk mendukung Indonesian palm oil standard (ISPO), sebuah skema pengembangan minyak sawit berkelanjutan yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia kepada pelaku usaha sawit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com