Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah-langkah Memilih Produk Asuransi

Kompas.com - 17/10/2011, 14:32 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asuransi jiwa saat ini memiliki beragam jenis produk.  Oleh sebab itu, Anda perlu melihat mana produk yang sesuai dengan  kebutuhan. Jangan sampai salah pilih produk bahkan salah pilih agen  asuransi. Untuk itu, Anda perlu mengetahui sejumlah hal yang perlu  dilakukan dalam memilih produk asuransi yang tepat.

CEO TGRM Financial Planning Services, Taufik Gumulya, kepada Kompas.com,  di Jakarta, mengemukakan beberapa hal yang perlu  diamati nasabah yang mau memilih produk asuransi jiwa. "Kalau bicara  asuransi jiwa, kita itu harus lihat perusahaan asuransinya dulu. Sebelum  kita mengkalkulasikan kebutuhan-kebutuhan uang pertanggungannya berapa,"  ujar Taufik.

Kenapa perusahaan menjadi hal yang harus diperhatikan pertama kali oleh  nasabah?  Menurut Taufik, tidak sedikit perusahaan asuransi yang tutup  atau tidak bertahan lama. Sementara asuransi bukan hanya milik nasabah  yang memiliki produk asuransi semata. "Karena anda membeli suatu untuk  masa depan keluarga loh, bukan masa depannya dia. Jadi ahli warisnya,"  tambah dia.

Nah, setelah memilih perusahaan yang jelas, maka nasabah harus melihat  risk based capital (RBC) perusahaan asuransi. Secara sederhana, RBC  merupakan suatu ukuran yang memcerminkan tingkat keamanan finansial  perusahaan asuransi. Semakin besar rasionya, semakin sehat pula kondisi  keuangan perusahaan. 

"RBC-nya itu minimum 125 persen," tegas Taufik. Artinya, persentase  tersebut mengindikasikan perusahaan masih dapat membayar, jika suatu hari  nanti semua nasabahnya melakukan klaim. "Masih ada spare (sisa) 25 persen, sederhananya gitu, sekalipun ada formulasi khusus (untuk menghitungnya)," tambah dia.

Kemudian, lanjut dia, baru nasabah mengkalkulasikan dirinya secara nilai  ekonomis. Ini karena asuransi jiwa diperlukan bagi mereka yang mempunyai nilai ekonomis. "Jadi, anak-anak belum tepat untuk diasuransi jiwa, karena belum ada nilai ekonomisnya. Kecuali anak tersebut, menjadi  selebriti (atau) menjadi bintang iklan, itu lain cerita," terangnya.

Begitu pula dengan orang tua yang mempunyai anak-anak dengan kondisi  mapan tidak tepat dikasih asuransi jiwa. "Jadi lebih tepat ke mereka yang usia produktif dalam hal ini. Kalau asuransi jiwa seperti itu," ungkap Taufik.

Perhitungan nilai ekonomis diri nasabah nantinya akan berpengaruh pada  perhitungan uang pertanggungan. Ini mengingat jika nasabah meninggal  dunia, maka uang pertanggungan akan keluar dan diterima oleh ahli waris.

Mengenai uang pertanggungan, ia menegaskan, uang tersebut harus bisa  menjadi modal keluarga untuk melangsungkan masa depannya. Baik untuk  biaya pendidikan anak, biaya operasional rumah tangga hingga pensiun.

"Jadi, pertama kali saya menyarankan, (jika) Anda mau ambil asuransi jiwa  lihat perusahaannya, karena ini untuk masa depan anak anda, istri anda,  atau usaha anda. Setelah itu anda hitung nilai ekonomisnya. Di situ pilih  produknya dengan benar," tegas Taufik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Whats New
    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Work Smart
    Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Whats New
    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Whats New
    Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Whats New
    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Whats New
    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Work Smart
    Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com