Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Poin Penting Pemberian ASI Eksklusif

Kompas.com - 27/10/2011, 07:43 WIB

KOMPAS.com  - Sampai saat ini, masih banyak kondisi yang membuat para ibu tidak dapat memberikan ASI secara eksklusif. Salah satunya karena kurangnya informasi dan edukasi untuk mereka.

"Selain untuk memberi makan, menyusui merupakan salah satu cara untuk menjalin kedekatan batin ibu dan anak. Banyak keuntungan yang bisa didapat dari pemberian ASI eksklusif. Salah satunya adalah menekan angka kematian bayi dan balita sekaligus menurunkan angka kesakitan anak," ungkap Mia Sutanto, ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), dalam acara Ashoka Social Entrepreneur di @America, Pacific Place, Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2011) lalu.

Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian bayi dan balita di Indonesia ini adalah karena kurangnya asupan ASI dari sang ibu. Sebuah penelitian dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 mengungkapkan, angka kematian bayi dan balita tergolong sangat tinggi, yaitu 34 bayi meninggal dari 1000 kelahiran, dan 44 dari 1000 balita meninggal.  "Hal ini berarti dalam waktu 6 menit 1 bayi meninggal, dan dalam 2,5 menit maka 1 balita meninggal di Indonesia. Ini menurut catatan dari WHO," tukas Mia.

Pemberian ASI eksklusif bisa membantu daya tahan tubuh bayi dan menjaganya tetap sehat dan kuat. Bila umumnya standar pemberian ASI eksklusif diberlakukan selama enam bulan, Mia menyarankan agar ASI eksklusif tetap didapatkan hingga anak berusia dua tahun.

Untuk menekan tingginya angka kematian bayi dan balita akibat kurangnya asupan ASI, WHO dan UNICEF menerapkan standar emas pemberian ASI bagi bayi dan balita.Ada empat poin penting yang dikemukakan dalam standar emas ini:

1. Inisiasi menyusu dini. Bayi yang baru lahir secara alamiah akan langsung menyusu pada ibunya. Semakin sering bayi yang baru lahir menyusu pada ibunya, semakin erat hubungan batin antara ibu dan anak. Selain itu, bayi pun akan jarang menangis, dan berat badannya akan mudah naik, sehingga berpengaruh pada kekuatan tubuhnya.

2. ASI eksklusif dari lahir sampai 6 bulan. ASI eksklusif adalah menyusui bayi tanpa tambahan asupan apapun selain ASI. ASI sudah mengandung berbagai asupan makanan yang sangat dibutuhkan tubuh bayi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan lainnya, sehingga bayi sebenarnya tak membutuhkan zat apapun lainnya di luar ASI.

3. Pemberian makanan pendamping selain ASI. Pemberian makanan pendamping ini diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Saat bayi berusia 6-12 bulan, ASI hanya bisa memenuhi kebutuhan tubuhnya sebanyak 70 persen, sehingga dibutuhkan asupan tambahan lainnya.

4. Pemberian ASI sampai usia 2 tahun. Setelah mencapai usia dua tahun, ASI hanya mampu memenuhi kebutuhan ASI sebanyak 30 persen, namun zat imun dalam ASI justru semakin meningkat. Zat ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh balita sesuai dengan aktivitasnya yang makin bertambah dan rawan penyakit.

* Ingin mengetahui problema ibu bekerja, tips gaya dan menjaga kebugaran, baca Lipsus Working Mom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com