Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Ingatkan Bank Pampang Suku Bunga Wajar

Kompas.com - 08/11/2011, 11:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengingatkan bank peserta penjaminan untuk memampangkan pengumuman besaran maksimum tingkat bunga yang dianggap wajar yang ditetapkan LPS dan besaran maksimum nilai simpanan per nasabah per bank yang dijamin LPS pada setiap kantor bank.

"Sebenarnya ini bukan sesuatu yang baru. Sudah ada sejak LPS berdiri. Hanya saja, ketika kami memantau di beberapa cabang masih ada bank yang tidak menempatkan pengumuman itu," ungkap Kepala Eksekutif LPS Firdaus Djaelani, Senin (7/11/2011).

Pengumuman tersebut menurut Firdaus akan menghindarkan nasabah dari kerugian. Nasabah yang tak mendapat informasi tepat berpotensi merugi karena harus membayar suku bunga di atas patokan LPS.

Selain itu, tanpa pencantuman tingkat suku bunga penjaminan, nasabah juga tidak akan tahu berapa tingkat suku bunga dari simpanan yang dijaminkan. Bisa saja bunga yang diberikan kepada nasabah tidak sesuai dengan tingkat kewajaran yang ditetapkan LPS untuk dijamin apabila bank ditutup.

"Istilahnya tidak layak bayar. Seperti yang terjadi di sejumlah BPR yang kami tutup. Juga yang terjadi pada nasabah Bank IFI," ujar Firdaus.

Sekadar mengingatkan, ketika izin Bank IFI dicabut pada April 2009, LPS memverifikasi sebanyak 101 rekening di Bank IFI tidak layak bayar. Total nilai simpanannya sekitar Rp 48 miliar. LPS saat itu beralasan, nasabah-nasabah tersebut sudah menerima cash back yang setelah dihitung nilainya melebihi bunga penjaminan. LPS pun menolak mengganti. Menurut LPS dengan menerima cash back, nasabah menikmati keuntungan tidak wajar dan ikut menyebabkan bank tidak sehat. (Astri Karina Bangun/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com