JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS di antarbank Jakarta pada Selasa (15/11/2011) pagi melemah 25 poin ke posisi Rp 8.975 dibanding sebelumnya Rp 8.950.
"Pelaku pasar uang masih wait and see cenderung ke arah profit taking sehingga memicu nilai tukar dalam negeri terhadap dollar AS melemah," kata analis pasar uang Monex Investindo, Ariston Tjendra di Jakarta.
Ia mengemukakan, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa Eropa mungkin akan melalui masa-masa terburuk sejak perang dunia kedua seiring pemimpin di Italia dan Yunani berusaha membentuk pemerintahan dan membatasi dampak dari krisis hutang zona Eropa. "Eropa sedang berada dalam salah satu masa tersulit, mungkin yang paling sulit sejak perang dunia kedua," kata dia. Kondisi itu, lanjut dia, akan memicu pelemahan mata uang dalam negeri terhadap dollar AS. Diperkirakan dollar AS masih menjadi "safe-haven" saat ini. "Masih belum jelas apakah periode untuk melepas aset beresiko telah berakhir, atau apakah pasar ingin kita untuk menentukan safe-haven untuk masalah di Eropa adalah dollar AS," kata dia.
Meski demikian, kata dia, pergerakkan rupiah masih stabil seiring dengan Bank Indonesia yang berkomitmen untuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Ia mengemukakan, kekhawatiran pasar sempat merebak ketika tingkat imbal hasil (yield) obligasi Italia naik melebihi tujuh persen.
Ia menambahkan, mata uang euro juga merosot tajam terhadap dollar AS pada awal pekan ini, dan masih berpotensi turun lebih dalam lagi, setelah terbentuknya pemerintahan baru di Italia dan Yunani gagal meredakan kekhawatiran pasar atas penyelesaian krisis utang zona euro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.