Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelian Ratusan Pesawat Boeing Baik, Tapi..

Kompas.com - 21/11/2011, 10:26 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai baik pembelian ratusan pesawat Boeing baik oleh sejumlah maskapai, khususnya Lion Air. Akan tetapi, sejumlah hal harus dipersiapkan dalam menyambut kedatangan pesawat tersebut. "Boeing tipe 737 (yang dibeli sebanyak 230 pesawat oleh Lion Air) memang laris. Tipe ini untuk penerbangan jarak menengah di bawah 5 jam. Ini memang tipe yang paling sukses," ujar Alvin ketika dihubungi Kompas.com, Senin (21/11/2011).

Apalagi, terang dia, tipe 737-900 ER kapasitas penumpangnya lebih besar dari standar. Indikator dari pembelian ini, ujar Alvin, adalah pangsa pasar penerbangan meningkat drastis. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara tetangga, yakni ASEAN. Hal ini juga pertanda pertumbuhan ekonomi negara-negara ini tinggi. Apalagi, di Indonesia, moda transportasi laut dan darat sudah kalah dari udara.

Menurut Alvin, jarak Semarang-Surabaya dulunya bisa ditempuh dengan waktu 4-5 jam, sekarang bisa di atas 6 jam. Kendalanya, macet dan bisa juga banjir. Dengan begitu, masyarakat lebih memilih pesawat ketimbang perjalanan darat. Lalu, lanjut mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, perpindahan penduduk di antara negara-negara ASEAN sudah bebas. Tidak perlu menggunakan visa. Dengan begitu, potensi penerbangan di wilayah ini cukup tinggi.

Pandangan ini memang sejalan dengan niat Lion Air dalam melakukan pembelian 230 pesawat Boeing 737. Di mana, pada Jumat (21/11/2011) lalu, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengatakan maskapai ini akan memperkuat terlebih dahulu rute domestik. Baru menyusul rute regional yakni ASEAN, Asia Selatan, Asia Timur, dan Australia.

Akan tetapi, Alvin mengingatkan penambahan kapasitas pesawat oleh maskapai tersebut perlu juga diikuti dengan peningkatan kapasitas manajemennya. "Bisa berpotensi morat-marit jika tanpa perbaikan manajemen," ungkap dia.

Ini karena selama ini, maskapai Lion terkenal dengan penundaan jam terbang (delay). Selain itu, ia mengingatkan apakah lahan parkir bandara-bandara telah siap menampung jumlah pesawat yang semakin banyak ini. Alvin pun menyebutkan, karena kekurangan lahan parkir, sampai ada pesawat yang harus parkir di remote area. "Tempat parkir pesawat di Soekarno-Hatta, Djuanda, hingga Ngurah Rai itu masih perlu diperluas," tambah dia.

"Kapasitas air traffic controller juga perlu ditingkatkan," tegas Alvin. Usangnya alat dan sumber daya manusia yang kurang menjadi hal yang perlu diperhatikan. Karena, terang dia, ini berbahaya bagi kesel amatan penerbangan.

Untuk diketahui saja, Lion Air telah membeli sebanyak 230 pesawat Boeing 737, yang penandatanganan kontrak pembelian dilakukan pada Jumat (18/11/2011) pagi, di Nusa Dua, Bali. Pesawat Boeing 737 ini akan mulai dikirim pada tahun 2017 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com