Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Alfamart, dari Kios Menjadi 5.500 Minimarket

Kompas.com - 30/11/2011, 12:01 WIB

KOMPAS.com - Pekan lalu, Majalah Forbes merilis 40 orang terkaya di Indonesia. Meskipun kondisi perekonomian global sedang gonjang-ganjing, total kekayaan ke-40 orang kaya Indonesia tahun ini meningkat hingga 19 persen menjadi 85,1 miliar dollar AS.

Di antara ke 40 orang terkaya tersebut, ada beberapa orang yang merupakan wajah baru, diantaranya adalah  Djoko Susanto, bos industri ritel PT Sumber Alfaria Trijaya atau dikenal dengan nama Alfamart.

Kekayaan ayah dari 5 orang anak ini mencapai 1,040 miliar dollar AS atau Rp 9,36 triliun. Dari mana Djoko mendapatkan kekayaan tersebut? Berikut sepenggal perjalanan kesuksesan Djoko mulai dari merintis bisnisnya hingga menjadi salah satu orang terkaya di bumi Indonesia, seperti dikutip dari Forbes.

Umur 17 tahun, Djoko mulai mengambil alih kios milik orang tuanya di Pasar Arjuna, Jakarta. Saat itu, kios bernama Sumber Bahagia itu hanya menjual makanan, namun seiring dengan waktu, Djoko muda memutuskan untuk menjual rokok. Keputusan tersebut berjalan dengan baik, pembeli tidak hanya datang dari para perokok, tapi juga para pembeli grosiran dan ritel juga menjadi pelanggan.

Keberhasilan Djoko di bisnis rokok ini, rupanya menarik perhatian Putra Sampoerna, yang saat itu masih menjadi pemilik produsen rokok bermerk HM Sampoerna. Keduanya bertemu pada awal 1980an dan akhirnya pada tahun 1985 sepakat untuk membangun 15 kios sejenis di beberapa wilayah di Jakarta. Kerjasama tersebut sukses, sehingga menginspirasi keduanya untukl membuka supermarket Alfa Toko Gudang Rabat. Di tahun yang sama Djoko juga menjadi salah satu direktur distribusi dan penjualan Sampoerna yang semakin menjadi perusahaan maju.

Untuk menjangkau kalangan menengah ke bawah yang mencari harga murah dan kenyamanan, tahun 1994 keduanya membuka Alfa Minimart yang kemudian berganti nama menjadi Alfamart. "Saya tadinya akan menamakannya Sampoerna Mart, tapi kemudian memilih Alfa, yang sudah menjadi merk yang teruji dan dikenal," ungkap Djoko.

Kerjasama Djoko dengan Putra Sampoerna harus berakhir tahun  dan 2005.  Sampoerna menjual perusahan rokok dan anak perusahaannya termasuk 70 persen saham di Alfamart, kepada Philip Morris sebesar 5 miliar dollar AS.

Philip Morris sendiri ternyata tidak tertarik bermain di sektor ritel, sehingga perusahaan asal Amerika Serikat ini pun menjual saham Alfamart kepada Djoko dan Northstar. Tahun lalu Djoko membeli Northstar, sehingga membuatnya menjadi pemegang 65 persen saham. Keputusannya dinilai sebagai langkah yang cerdas, karena saham peritel ini melonjak dua kali lipat dalam 12 bulan terakhir dan empat kali lipat dalam dua tahun terakhir. Hal ini mendorong Djoko masuk ke dalam jajaran miliuner dunia, sekaligus menjadi orang terkaya baru di Indonesia.

Djoko yang beberapa tahun lalu menjual bisnis supermarketnya, ternyata masih nyaman dengan minimart. Penjualan sektor ini tumbuh rata-rata dari 15 persen menjadi 20 persen setahun. Alfamart yang saat ini memiliki 5.500 toko dengan melayani hampir 2 juta orang konsumen per hari dan memperkerjakan lebih dari 57.000 karyawan, memimpin transformasi dari toko pinggir jalan menjadi minimart modern dengan barang-barang pilihan berharga sama bahkan lebih baik.

Tahun 2012 Alfamart berencana membuka 800 outlet lagi. "Minimarket ini selalu dituduh menghambat pasar tradisional. Padahal, apa yang dilakukan minimarket adalah mendorong pasar tradisional untuk meningkatkan pelayanan mereka," pungkas Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

    CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

    Whats New
    Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

    Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

    Whats New
    BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

    BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

    Whats New
    BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

    BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

    Whats New
    Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

    Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

    Whats New
    Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

    Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

    Earn Smart
    Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

    Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

    Whats New
    Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

    Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

    Whats New
    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

    Whats New
    Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

    Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

    Whats New
    Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

    Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

    Whats New
    Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

    Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

    Whats New
    Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

    Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

    Whats New
    Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

    Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

    Whats New
    Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

    Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com