Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Harus Perbesar Premi Asuransi Karyawan

Kompas.com - 04/12/2011, 20:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan di Indonesia diimbau untuk memperbesar pembayaran premi asuransi karyawannya, sehingga mereka terproteksi penuh saat sakit atau mendapat kecelakaan.

Selama ini, kata Vice President Marketing AIA Finansial, Andini Primasari, di Jakarta, Minggu (4/12/2011), kemampuan karyawan untuk melindungi dirinya dengan asuransi masih sangat rendah.

Dengan kondisi itu, dia mengatakan, upaya untuk memberikan edukasi dengan mengajak perusahaan meningkatkan kepeduliannya terhadap asuransi karyawannya akan menjadi strategi pemasaran AIA ke depan. "Pemegang polis kami hanya 10-15 persen nasabah karyawan perusahaan, sedangkan sisanya perorangan. Sebab itu, kami mengajak perusahaan untuk mengedukasi karyawannya, tentang pentingnya memperbesar premi sesuai dengan kebutuhan, kata Andini.
     
AIA sampai saat ini sudah memiliki klien di 667 perusahaan. Perusahaan asuransi itu akan menggelar sejumlah pertemuan dengan para klien perusahaan tersebut melalui talk-show tentang penyakit-penyakit kritis. Selain itu, menandatangani kerja sama dengan dua perusahaan yaitu, PT Pfizer Indonesia, sebuah perusahaan produsen obat-obatan serta Raffles Hospital Singapura dan dengan Tim Ring of Fire, sebuah tim ekspedisi Nusantara yang akan mengkampanyekan pentingnya asuransi.

Andini mengatakan, kemampuan perlindungan asuransi penduduk Indonesia belum memadai selain karena mayoritas belum memiliki produk asuransi, juga karena kebutuhan perlindungan yang mereka miliki selisihnya sangat besar dibandingkan dengan dana yang dimiliki.

Hasil survey AIA Financial menyebutkan, selisih antara kebutuhan proteksi dan dana yang dimiliki mencapai Rp 105,7 juta per keluarga. "Kami mengerti bahwa mayoritas masyarakat Indonesia memiliki selisih antara kepemilikan dana dan rata-rata dana yang dibutuhkan cukup signifikan, yaitu 77 persen. Artinya, rata-rata hanya memiliki persiapan 23 persen, sehingga kurang optimal," kata Andini.

Sebelumnya, Pengamat Perasuransian dari Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, mengatakan, rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia karena penduduk Indonesia belum menyadari risiko terhadap kesehatan dan jiwanya. Akibatnya, dibandingkan dengan Malaysia Indonesia ketinggalan sekitar 50 tahun. "Persepsi masyarakat Indonesia masih menganggap risiko itu di tangan Tuhan. Mayoritas masih berpikiran jangka pendek dan belum peduli risiko," kata Thabrany.

Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu, hal itu tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang masih rendah dan belum adanya aturan yang memaksa diterapkannya sistem jaminan sosial.

Chief Marketing Officer AIA Financial, Ade Bungsu, mengatakan hasil survey menunjukkan kebutuhan proteksi satu keluarga rata-rata mencapai 137,21 juta rupiah, sementara dana darurat (emergency funds) yang mereka siapkan hanya 31,48 juta rupiah. "Secara nasional, kesenjangan perlindungan untuk seluruh keluarga Indonesia diperkirakan mencapai Rp6.128 triliun," kata Ade.
     
Kesenjangan itu terus bertambah karena biaya kesehatan di Indonesia meningkat sebesar 10 hingga 14 persen dalam dua tahun terakhir. Dia menambahkan, dari keseluruhan keluarga di Indonesia hanya 10,5 juta keluarga yang terlindungi oleh asuransi, sementara secara individual, 60 persen individu belum memiliki asuransi. "Dari total penghasilan mereka yang dibelikan produk asuransi hanya 10 persen, sedangkan untuk tabungan dan investasi 18 persen," kata Ade.
     
Dengan fakta masih besarnya protection gap serta penetrasi asuransi yang masih rendah, dia mengajak masyarakat Indonesia semakin peduli terhadap kebutuhan proteksi diri dan keluarga melalui perencanaan keuangan yang matang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com