Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Diperbaiki, KM Wetar Belum Beroperasi

Kompas.com - 12/12/2011, 04:49 WIB

AMBON, KOMPAS - Kapal perintis, Kapal Motor Wetar, belum bisa beroperasi kembali sejak terbakar di Teluk Ambon, Ambon, Maluku, pada pertengahan tahun 2010. Akibatnya, arus penumpang dan barang tujuan ke wilayah bagian tenggara dan selatan Maluku terhambat.

Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Maluku Abraham Nanlohy, Minggu (11/12), membenarkan jika Kapal Motor (KM) Wetar belum tuntas diperbaiki sejak terbakar tahun lalu.

”Belum tahu kapan perusahaan pelayaran selesai memperbaiki. Namun sudah berulang kali meminta agar kapal segera diperbaiki dan dioperasikan kembali,” ujarnya.

Apalagi, kata Abraham, tidak ada kapal perintis pengganti setelah KM Wetar tidak beroperasi. Sebab jumlah kapal perintis di Maluku terbatas jumlahnya. Sembilan kapal perintis memiliki jalur pelayaran masing-masing, dan jika salah satu dipindahkan akan merugikan masyarakat yang dilalui kapal tersebut.

KM Wetar berbobot 1.000 gros ton dan mampu mengangkut 500 orang penumpang, memiliki rute pelayaran dari Ambon-Tual-Saumlaki (Maluku Tenggara Barat)-Kisar (Maluku Barat Daya).

Dia menambahkan, belum beroperasinya KM Wetar menyebabakan ratusan penumpang yang hendak merayakan Natal di kampung halaman, berebut untuk naik KM Maloli pada Rabu (7/12) lalu.

Oleh sebab itu, kapal perintis yang berangkat dari Ambon ke sejumlah pulau di tenggara dan selatan Maluku mengalami kelebihan penumpang. Akibatnya pihak pelabuhan membatalkan keberangkatan kapal.

KM Maloli baru bisa berangkat pada Kamis (8/12) setelah sebagian penumpang diangkut dua kapal perintis lain, yaitu KM Alken Permata dan Cantika 88. KM Alken Permata dengan tujuan ke sejumlah pulau di Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat, dan Maluku Barat Daya, baru berangkat Jumat (9/12).

Adapun KM Cantika 88 dengan rute pulau-pulau di sekitar Seram, untuk sementara dialihkan ke Tual dan Saumlaki. ”Belum beroperasinya KM Wetar membuat kami harus selalu berdesak-desakan saat naik kapal perintis, bahkan tidak jarang penumpang harus berada di luar kapal,” kata Jerry (30), warga Maluku Barat Daya. Padahal, perjalanan menempuh waktu sekitar tiga hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com