Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku "Wait and See", Rupiah Stagnan

Kompas.com - 14/12/2011, 10:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksi antarBank di Jakarta Rabu (14/12/2011) pagi belum bergerak harganya atau stagnan di posisi Rp 9.060 per dollar AS.

"Pelaku pasar uang mengambil posisi menunggu seiring kebijakan moneter AS tidak mengubah kebijakan moneternya," kata analis Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, di tengah kondisi ekonomi global yang diselimuti sentimen negatif berkepanjangan memicu pelaku pasar keuangan wait and see. "Ketegangan pada pasar keuangan global terus memicu risiko penurunan pada outlook ekonomi," katanya.

Ia menambahkan, lembaga pemeringkat Fitch dan Moody’s yang mengancam pemangkasan kredit negara anggota Uni Eropa setelah hasil pertemuan Eropa gagal memberikan solusi untuk mengakhiri krisis utang dapat menjadi sentimen negatif bagi Asia.

Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menambahkan, harga minyak mentah kembali naik menyusul rencana Iran menutup selat Hormuz untuk latihan perang. "Penutupan itu membuat eksplorasi minyak di selat tersebut terhenti. Ketegangan di kawasan Timur Tengah meningkat seiring dengan tekanan AS-Israel dan Iran," katanya.

Ia menambahkan, spekulan memanfaatkan ketegangan ini dengan menekan harga minyak mentah, walaupun saat ini cenderung masih berada dikisara antara 96 - 110 dollar AS per barel untuk jenis WTI.

Disaat yang sama, kata dia, permintaan terhadap dolar AS meningkat, berdampak pada melemahnya harga emas, terendah dalam tujuh minggu terakhir, karena bank sentral AS tidak mengambil tindakan moneter yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. "Hasil FOMC (Federal Open Market Committee) tadi malam dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi pasar yang mengharapkan ada tambahan stimulus moneter yang mendorong ekonomi AS," kata dia.
    
Ia memperkirakan, sentimen itu dapat membuat Rupiah kemungkinan juga akan melemah, tetapi diproyeksikan BI akan menjaga pasar jika kurs tertekan di atas Rp 9.150 per dollar AS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Kementerian ATR/BPN Bidik Target Reforma Agraria Tercapai Tahun Ini

Whats New
BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com