JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI memperhitungkan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 lebih rendah dibandingkan perkiraan pemerintah. LIPI memperkirakan perekonomian hanya akan tumbuh 6,3-6,5 persen, sedangkan pemerintah optimis pada level 6,3-6,7 persen.
"Perhitungan awal kami malah lebih rendah lagi karena kami memperkirakan pertumbuhan ekspor Indonesia tidak akan sekuat sebelumnya," ujar Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Umi Karomah Yaumidin di Jakarta, Kamis (22/12/2011).
Menurut Umi, pertumbuhan ekspor Indonesia akan berkurang terutama karena permintaan dari China akan melemah. Kondisi China itu disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor manufaktur di negara tersebut.
"Selain itu, sektor pertambangan Indonesia akan tertekan oleh kemungkinan menurunnya harga di pasar internasional karena menurunnya permintaan, termasuk dari China. Selain itu, sektir ini pun ditekan oleh masalah sosial ekonomi di sekitar pertambangan yang menyebabkan produksi menurun drastis," ujarnya.
LIPI menyarankan agar turunnya ekspor tersebut diganti dengan penguatan konsumsi di dalam negeri. Untuk itu, penguatan ekonomi domestik, distribusi barang dan jasa perlu diupayakan pada tingkat yang paling efisien dan efektif.
Efisien artinya biaya distribusi bisa ditekan ke tingkat minimal. Adapun efektif akan berkaitan dengan ketersediaan barang dan jasa pada tempat dan waktu yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.