Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Pembangunan Pasar Modern

Kompas.com - 22/12/2011, 16:57 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Sekretaris Eksekutif Nasional Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil, MA Firdaus, mengatakan pembangunan pasar modern harus dihentikan. Pasalnya, tidak terkendalinya pertumbuhan pasar modern, yakni peritel mulai dari minimarket hingga hypermarket, telah menggerus keberadaan pasar tradisional.

"Pasar tradisional dibunuh secara sistemik oleh pasar modern," ujar Firdaus, dalam diskusi "Catatan Akhir Tahun 2011 " yang diselenggarakan oleh Indonesia for Global Justice, di Jakarta, Kamis ( 22/12/2011 ). Catatannya, pertumbuhan ritel modern tiap tahunnya bisa mencapai 30 persen, sementara pasar tradisional hanya berkembang 5 persen saja.

Padahal, kata Firdaus, pasar tradisional sifatnya sangat komunal. Petani datang langsung dari kebun ke pasar dan menjajakan ke pedagang tanpa ada pajak ataupun standar seperti halnya di pasar modern. "Di pasar tradisional ada hubungan mekanis, dia membangun hubungan sosialnya disitu, antara penjual-penjual dan pembeli-pembeli," tambah dia.

Pasar tradisional pun, terang dia, merupakan tempat bermukimnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan pertumbuhan pasar tradisional yang terus merosot maka keberadaan para UMKM ini pun terancam. "Makanya kami melihat secara sistemik (pasar modern) menghancurkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," tegas dia.

Atau, ia memberikan opsi, pelaku usaha UMKM bisa bersinergi dengan pengusaha besar seperti yang terjadi di Jepang. Di negara Asia Timur itu, terang dia, industri otomotif bisa bekerja sama dengan UMKM, di mana usaha kecil diberi kesempatan untuk membuat instrumen pelengkap seperti skrup.

Di Jepang, kata dia, industri besar dan UMKM sifatnya sangat egaliter. Beda dengan hubungan keduanya di Indonesia yang sangat menindas. "Dan sangat tidak fair hubungannya antara usaha mikro dan usaha besar," ucap Firdaus.

Ia pun menyambut baik upaya revitalisasi pasar tradisional dan mengembangkannya menjadi pasar percontohan seperti yang dilakukan Kementerian Perdagangan. Namun, tetap saja ia melihat hal itu hanya upaya minimal saja. Butuh suatu upaya yang lebih besar untuk menyelamatkan pasar tradisional yakni dengan penghentian pembangunan pasar modern. "(Jadi) menurut saya hentikan pembangunan (pasar modern) itu. Itu sangat tidak adil," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com