Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warna Pupuk Urea Subsidi Bakal "Pink"

Kompas.com - 28/12/2011, 13:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mulai tahun depan, pemerintah akan mengganti warna pupuk urea bersubsidi untuk mengantisipasi tindak penyelewengan sarana produksi pertanian tersebut.

Menteri Pertanian Suswono ketika meninjau gudang penyimpanan pupuk bersubsidi yang akan diselewengkan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Selasa (27/12/2011), mengatakan,  warna pupuk bersubsidi nantinya tidak lagi putih, tetapi pink atau merah muda. "Jadi kalau warna pupuk yang akan didistribusikan putih, maka itu nonsubsidi. Tapi kalau pink, pupuk bersubsidi," katanya.

Menyinggung pemilihan warna merah muda sebagai penanda pupuk bersubsidi, Suswono menyatakan, hal itu sudah melalui kajian yang panjang dari berbagai kalangan. Menurut dia, warna merah muda dinilai netral karena tidak mewakili golongan atau kelompok tertentu sehingga digunakan pada pupuk subsidi.
     
Menanggapi penyitaan pupuk bersubsidi sebanyak 1.000 ton oleh Kepolisian Sektor Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Suswono menyatakan, akibat dari penyelewengan tersebut kerugian negara diperkirakan mencapai triliunan rupiah dalam kurun waktu tiga tahun operasi.

Menurut dia, pupuk urea bersubsidi dijual kepada petani dengan harga Rp1.600 per kilogram. Namun,  setelah diganti dengan kemasan nonsubsidi bisa diperdagangkan hingga tiga kali lipat, yakni sekitar Rp 4.000 per kg.

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Sumardjo Irianto mengatakan, dengan perbandingan harga cukup tinggi antara pupuk subsidi dan pupuk yang dijual sesuai harga pasar menyebabkan rawan penyelewengan.

Saat ini, tambahnya, harga pupuk bersubsidi sebesar Rp1.600 per kg, sedangkan yang tidak disubsidi Rp 4.800 per kg. "Tiap tahun kami banyak dengar laporan penyelewengan ini, tapi susah terungkap," katanya.
     
Dengan tingginya disparitas harga ini, banyak pupuk urea bersubsidi produksi BUMN pupuk yang diselewengkan ke beberapa wilayah, seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera, modusnya dengan mengganti karung pupuk subsidi dengan yang  tidak disubsidi.   "Kami sudah cek di laboratorium dan Sucofindo, ternyata komposisi dan kualitasnya sama dengan pupuk subsidi," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com