Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Anggaran Riset Bidang Pertanian Terendah di ASEAN

Kompas.com - 11/01/2012, 10:35 WIB
Hermas Effendi Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono menyatakan, anggaran penelitian dan pengembangan bidang pertanian di Indonesia terendah di ASEAN. Tentu harus ada peningkatan anggaran penelitian dan pengembangan, tetapi  harus didahului dengan peningkatan penelitian dan pengembangan.

Boediono menyatakan itu saat memberikan sambutan dalam rangka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian, Rabu (11/1/2012), di Kementerian Pertanian, Jakarta. Boediono mengatakan, penelitian dan pengembangan merupakan salah satu upaya yang bisa menjawab tantangan pembangunan pertanian, baik karena dampak perubahan iklim maupun untuk peningkatan produktivitas tanaman pertanian.

Wapres mengatakan, hasil penelitian dan pengembangan harus mampu mendorong peningkatan produktivitas pertanian dan petani yang didukung oleh kelembagaan, infrastruktur, dan harga. ”Kebijakan pendukung harus ada dan bagaimana hasil penelitian dan pengembangan bisa diadopsi petani,” katanya.

Apabila hasil penelitian dan pengembangan diadopsi secara signifikan oleh petani, akan tampak dalam statistik makro. Perangkat dan kelembagaan penelitian dan pengembangan pertanian bermacam-macam. Ada yang berada dalam naungan kementerian atau di luar itu.

”Yang saya tangkap, tema penelitian dan pengembangan masih sepotong-sepotong. Masing-masing punya tema sendiri-sendiri. Padahal, efektivitas penelitian dan pengembangan pada penentuan tema,” katanya. Wapres juga menyatakan kecilnya anggaran pemerintah dan nonpemerintah untuk bidang pertanian terendah di ASEAN.

”Satu kendala dengan jumlah dana yang terbatas kalau tidak dimanfaatkan dengan efektif makin tidak mencapai sasaran,” katanya.

Anggaran tentu dipikirkan pemerintah. Namun, kemampuan kapasitas untuk menggunakan anggaran secara efektif dalam penelitian dan pengembangan untuk mencapai peningkatan produktivitas yang mengait pada kesejahteraan petani. Meski kompleks, harus dilaksanakan kalau mau fokus ke sasaran.

”Penelitian dan pengembangan harus outcome oriented, bukan hanya output. Bagaimana bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com