Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunda Pembatasan BBM Bersubsidi

Kompas.com - 13/01/2012, 20:52 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemerintah diminta meninjau ulang pelaksanaan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April 2012 hingga ada kepastian mengenai target subsidi. Penundaan penerapan kebijakan itu diperlukan untuk mengurangi potensi migrasi konsumen bensin ke diesel dan pasar bebas premium, serta meminimalkan dampak negatif terhadap usaha kecil dan menengah.

Menurut ekonom dari Universitas Gadjah Mada, Anggito Abimanyu, dalam jumpa pers yang diprakarsai Freedom Institute, Jumat (13/1/2012) di Jakarta, penundaan itu diperlukan hingga administrasi target subsidi kepada usaha kecil dan menengah terlaksana.

Dari sisi infrastruktur, pembatasan BBM bersubsidi telah siap dilaksanakan. Namun dari sisi dampak sosial dan ekonomi, kebijakan itu dikhawatirkan akan menimbulkan beban berat bagi masyarakat dan tingkat inflasi akan tidak terkendali.

"Penundaan ini akan mengurangi penghematan anggaran Rp 13 triliun. Namun manfaat sosial ekonomi jangka panjang akan lebih baik. Regulasi ini juga untuk mengurangi potensi migrasi konsumsi bensin ke diesel dan pasar bebas premium," kata Anggito. "Saran saya tunda sampai September saja, karena saat itu situasi sedang deflasi setelah memasuki bulan puasa," tambahnya.

Selama masa penundaan pemberlakukan pembatasan BBM bersubsidi itu, menurut Anggito, pemerintah dapat mempersiapkan program pengalihan BBM ke bahan bakar minyak, baik standar keamanan alat konversi maupun ketersediaan infrastruktur.

Menurut ekonom dari Universitas Indonesia, Uka Wukarya, subsidi energi, khususnya BBM, pada tahun 2011 telah melampaui batas kewajaran. Target penghematan premium pada tahun 2011 adalah 3,2 juta kilo liter, setara Rp 5,84 triliun. Namun realisasi BBM tahun 2011 justru 3,3 persen lebih besar dari kuota yang telah ditetapkan APBN-P 2011.

Subsidi energi, BBM dan listrik, meningkat 2 kali lipat dari Rp 140 triliun pada tahun 2010 menjadi sekitar Rp 250 triliun tahun 2011, atau telah mencapai total Rp 390 triliun dalam dua tahun.

Proyeksi konservatif pengeluaran subsidi enwrgi selama pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua adalah minimum Rp 700 triliun.  

Anggito menyatakan, pemerintah dan DPR telah membuat keputusan mengenai pembatasan premium bersubsidi dalam APBN 2012. Namun sayangnya kebijakan yang tepat dan penting ini tidak didahului dengan kajian dan perencanaan matang serta skema kompensasi terhadap dampak yang diakibatkan pembatasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com