Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhutani dan Inhutani Bangun Pabrik Sagu di Papua

Kompas.com - 24/01/2012, 18:37 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, menyebutkan BUMN akan menugaskan Perum Perhutani bersama-sama PT Inhutani (Persero) untuk membangun pabrik pengolahan sekaligus perkebunan sagu di Papua.

Selain untuk mengembangkan sagu Papua, menurut Dahlan, ini adalah sebuah jalan bagi kedua BUMN untuk mulai menyatukan diri secara operasional menuju kelak mungkin menjadi satu. "Ini sebagai respon dari BUMN untuk ikut proyek pemerintah yang sekarang lagi didorong yaitu bagaimana bisa melayani Papua dengan lebih baik. Minimal kita harapkan nanti dengan perkebunan sagu," ujar Dahlan, di Jakarta, Selasa (24/1/2012).

Namun, kata Dahlan, tidak mesti kedua BUMN tersebut menanam sagu. Bisa saja mengelola hutan sagu yang ada di sana, kemudian membuat pabriknya. Diharapkan, dengan rencana ini, ancaman kekurangan pangan di Papua akan berkurang atau hilang. "Karena sagu ini kan luar biasa banyak di sana. Tapi kita belum punya pabrik sagu," tegas Dahlan.

Jika produksi sagu di Papua berlebih, maka kelebihannya akan dikirimkan ke Indonesia bagian barat, seperti pulau Jawa. Ini bisa memperbaiki sistem pengangkutan. Karena umumnya kapal ke Papua biasanya penuh isinya, tapi kembali dari Papua isinya kosong. "Nah itu menyebabkan juga ongkos pengapalan itu mahal karena kapal pulangnya kosong," ucapnya.

Dahlan menuturkan, pembangunan pabrik dan pengolahan sagu di Papua ini adalah usulan Kamar Dagang dan Industri Papua ketika bertemu dengan Wakil Presiden Boediono beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, lanjut Dahlan, setelah rencana ini diputuskan, maka kedua BUMN tersebut segera mengirimkan timnya ke Papua untuk memilih lokasi. "Investasinya pun diperkirakan tidak mahal karena mesin pengolahan sagu bukan termasuk mesin yang besar," katanya.

Dahlan memperkirakan biaya untuk pabrik sagu ini tidak lebih dari Rp 50 miliar. "Karena memang tidak banyak proyek yang bisa dikerjakan di Papua dalam waktu cepat. Ini adalah proyek yang bisa dikerjakan dalam waktu cepat untuk mensukseskan program pembangunan Papua," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com