Tegal, Kompas -
Ketua Kelompok Ikan Asin Cahaya Semesta Kota Tegal Gunaryo, Selasa (24/1), mengatakan, jumlah kapal yang masuk ke Pelabuhan Tegal saat ini hanya enam unit dari sebelumnya 12 unit per hari. Total usaha ikan asin di Tegal sekitar 72 unit, dengan kebutuhan bahan baku sekitar 216 ton per hari. Bahan baku didapat dari kapal jenis
Selain itu, harga bahan baku juga naik dua kali lipat dari kondisi normal. Sebagai contoh, harga ikan banyar, yang sebelumnya Rp 5 juta per lelang (isi 25 kuintal), kini mencapai Rp 7 juta. Harga ikan layang menjadi Rp 4,2 juta dari biasanya Rp 2,5 juta per lelang (isi 5 kuintal). Harga ikan tanjan sebelumnya Rp 1 juta per lelang (isi 5 kuintal), saat ini mencapai Rp 2 juta per lelang.
Gunaryo, yang sebelumnya memproduksi sekitar 5 ton ikan basah per hari, kini hanya mampu memproduksi sekitar 2 ton ikan basah per hari. Akibatnya, ia terpaksa mengurangi jumlah karyawan untuk sementara dari 12 menjadi empat orang. ”Mereka terpaksa berhenti sementara, sampai pasokan bahan baku pulih,” katanya.
Safrudin (35), pengusaha ikan asin lainnya, melakukan hal serupa. Dia biasanya mengolah sekitar 7,5 ton ikan per hari, kini hanya 2-2,5 ton per hari. Tenaga kerja juga dikurangi dari 37 orang menjadi 17 orang.
Berdasarkan data Kelompok Ikan Asin Cahaya Semesta Kota Tegal, volume pengiriman ikan asin ke luar daerah turun 50 persen. Sebelumnya, pengiriman ikan asin dilakukan empat kali dalam sepekan, masing-masing 84 ton, kini hanya 42 ton. Ikan asin Tegal dipasarkan ke Cianjur, Bandung, Tasikmalaya, Jakarta, Medan, dan Palembang.
Nelayan di Kalimantan Barat diimbau tak melaut selama sepekan ke depan. Pasalnya, akan terjadi gelombang tinggi. ”Imbauan sudah disampaikan ke pelabuhan dan tempat pelelangan ikan di seluruh pesisir Kalbar. Ada potensi gelombang hingga 6 meter di Laut Natuna, Anambas, dan Laut China Selatan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar Gatot Rudiyono, Selasa. Di perairan dalam Kalbar, gelombangnya lebih rendah, tetapi berbahaya untuk pelayaran tradisional.