Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Masih Kekurangan Pilot

Kompas.com - 27/01/2012, 09:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Jumlah maskapai penerbangan yang terus bertambah menjadi berita positif bagi tenaga kerja yang berkecimpung di dunia penerbangan. Salah satunya adalah pilot penerbang. Hingga saat ini, jumlah pilot lokal yang mengantongi sertifikat terbang baru berjumlah 5.500 orang. Jumlah ini ternyata masih kurang banyak.

Menurut hitungan Hasfriansyah, Ketua Federasi Pilot Indonesia, maskapai penerbangan saat ini masih butuh tambahan pilot sebanyak 800 - 900 pilot baru. "Secara rata-rata kita masih kekurangan pilot sekitar 300 orang saban tahun," katanya.

Pasalnya dari 13 sekolah pilot yang ada di tanah air, kalau dijumlahkan baru sanggup meluluskan 650 pilot untuk setiap tahunnya. Satu sekolah baru sanggup meluluskan sekitar 50 orang pilot.

Tak heran, maskapai penerbangan terpaksa mempekerjakan pilot asing. Meski harus mengeluarkan dana lebih besar lantaran gaji pilot asing lebih tinggi ketimbang pilot lokal. Saat ini, jumlah pilot asing yang ada di Indonesia lumayan banyak. sekitar 700 pilot. "Jumlah ini tergolong banyak," kata Hasfriansyah.

Navigasi juga kurang

Salah satu kendala kurangnya pasokan pilot lokal adalah karena biaya sekolah pilot yang tergolong mahal. Menurut Hasfriansyah, total biaya pendidikan satu pilot berkisar Rp 500 juta-Rp 700 juta.

Supaya persoalan ini cepat terselesaikan, ia menyarankan supaya pemerintah mau turun tangan. Salah satu langkahnya adalah pemerintah daerah bisa memberi dana bantuan pendidikan kepada putera terbaik di daerah masing-masing untuk dididik menjadi pilot. Lewat skema ini, bisa mendorong jumlah lulusan sekolah pilot.

Rupanya, keterbatasan tenaga kerja di industri penerbangan tak melulu ada di pilot. Menurut Ketua umum Indonesia Air Traffic Control Association (IACTA), IGK Susila, Indonesia tenaga pengatur lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC) juga masih kurang sekitar 1.000 orang lagi. "Saat ini yang tersedia baru 1.200 orang," kata Susila. Idealnya, jumlah tenaga polisi lalu lintas bandara tersebut sekitar 2.200 orang.

Lagi-lagi kendala utamanya masih sama dengan apa yang dialami tenaga pilot, yakni kekurangan dalam mencetak tenaga pengatur lalu lintas bandara yang handal. Soalnya, menurut Susila, sejauh ini, baru ada empat institusi yang sanggup mencetak tenaga ini, yakni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, Tangerang, Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (AKTP) Medan, ATKP Surabaya dan ATKP Makassar. Namun jumlah lulusan masih belum memadai.

Penyelesaiannya sebetulnya ada, yakni rencana pemerintah membentuk Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PPNPI) yang belum keluar. Nantinya, lembaga ini yang bertanggung jawab menutupi jumlah kekurangan tenaga navigasi. (Ragil Nugroh/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com