Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan BBM Bersubsidi Bangkrutkan Pertamina?

Kompas.com - 29/01/2012, 09:12 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) menyatakan penolakannya kepada kebijakan pembatasan BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi. Pasalnya, pembatasan berarti pemerintah memaksa masyarakat membeli BBM produk asing yang nota bene keuntungannya untuk asing. "Sungguh ironi, produk migas dalam negeri (premium) ingin dihapus dan digantikan oleh produk impor (pertamax) yang nota bene harganya tentu sangat mahal, dan dipastikan ada yang diuntungkan atau mencari keuntungan dari penjualan pertamax karena pertamax merupakan produk impor," sebut Ketua Umum GMII, Fadhly Alimin Hasyim, dalam rilis yang diterima Kompas.com, akhir pekan ini.

Menurut dia, dengan pembatasan BBM bersubsidi ini berarti pemerintah sama saja membangkrutkan Pertamina sebagai BUMN minyak dan gas nasional, di mana keuntungannya untuk membiayai 30 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ketika pemerintah jadi menerapkan pembatasan BBM bersubsidi dengan mengalihkan konsumsi ke pertamax maka dipastikan pertamax tidak akan mampu bersaing dengan produk asing seperti Shell, Total dan Petronas. Disebutkan Fadhly, pertamax adalah produk impor sehingga sudah barang tentu harganya lebih mahal dari produk hasil kilang sendiri yakni premium.

Untuk itu, GMII menolak rencana pemerintah untuk membatasi BBM bersubsidi. Kebijakan pembatasan BBM bersubsidi ini, menurut dia, hanya kepentingan pemburu rente atau pedagang migas yang selama ini menikmati keuntungan dari mengimpor pertamax. "Jangan paksa masyarakat membeli produk-produk BBM asing," tegas Fadhly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com