Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Diet Bisa Bikin Kurang Gizi

Kompas.com - 30/01/2012, 12:20 WIB

KOMPAS.com - Ternyata bukan cuma anak-anak yang sering mengalami masalah kekurangan gizi atau gizi buruk. Tanpa disadari, sebenarnya banyak juga orang dewasa -terutama perempuan- yang sering mengalami masalah kekurangan gizi. Salah satu penyebab masalah kekurangan gizi pada perempuan dewasa ini adalah pola atau gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya, karena sering menyantap junk food, atau pemilihan menu makanan yang salah ketika berdiet.

"Sebaiknya berhati-hatilah bila ingin melakukan diet, karena diet yang salah bisa menyebabkan Anda menjadi kurang gizi," tukas dr Saptawati Bardosono, spesialis gizi klinik dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kepada Kompas Female, dalam acara Obrolan Langsat "Tango Peduli Gizi", di Rumah Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Beberapa program diet yang biasanya dilakukan banyak perempuan Indonesia adalah diet karbohidrat. Padahal karbohidrat merupakan sumber utama penghasil energi dalam tubuh. "Menghilangkan atau sangat mengurangi asupan karbohidrat kompleks dari daftar menu sehari-hari, bisa mengurangi satu jenis kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh," tambahnya.

Karbohidrat terdiri atas dua macam yaitu karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti gandum, jagung, umbi-umbian, dan sagu, serta karbohidrat simpleks yang didapatkan dari gula dan pemanis buatan lainnya. Sekitar 45  sampai 65 persen kebutuhan energi harian diperoleh diperoleh dari karbohidrat. Maka diet karbohirat akan menghilangkan asupan karbohidrat kompleks dari menu santapan sehari-hari. Sebaiknya dapatkan energi dari asupan karbohidrat kompleks, dan bukan dari karbohidrat simpleks yang bisa berbahaya bagi tubuh. 

Aturan baku gizi sehat per hari
Ketika melakukan diet, umumnya orang hanya mengurangi asupan karbohidrat yang masuk dalam tubuh, namun bukan dalam porsi yang tepat. Selain itu, hitungan kalorinya juga tidak tepat. Untuk kebutuhan energi sehari-hari, orang dewasa membutuhkan paling tidak sekitar 1900 kalori yang diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak, dan dibagi dalam tiga kali waktu makan. Untuk mendapatkan gizi yang seimbang dan tepat maka karbohidrat yang dikonsumsi haruslah sekitar 50-60 persen dari total kalori, sisanya 20 persen didapat dari protein, dan 30 persen dari lemak.

"Ini adalah aturan yang tepat untuk gizi seimbang per hari. Ketika diet, jumlah total kalori ini bisa dikurangi sesuai kebutuhan, misalnya sekitar 1700-1800 kalori," beber Saptawati.

Namun, seringkali kesalahan yang dilakukan adalah bukan dengan mengurangi jumlah kalori total per hari, tapi hanya mengurangi asupan karbohidrat, misalnya hanya makan nasi sekali sehari. Padahal meski melakukan diet dengan 1700-1800 kalori, jumlah minimum karbohidrat 50-60 persen dari total kalori tetap harus dipenuhi. "Saat seperti inilah, artinya perempuan tidak melakukan diet dengan tepat. Mereka menderita kekurangan gizi, tapi tidak menyadarinya," ujarnya.

Kekurangan gizi dalam kadar yang ringan bisa mengakibatkan tubuh lemas dan kurang bersemangat. Dalam kondisi yang parah, bisa mengakibatkan mudahnya tubuh terserang berbagai penyakit, sampai terserang marasmus dan kwashiorkor dimana gizi buruk ditandai dengan tubuh yang sangat kurus dan sering sakit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com