Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penguatan Pasar Lokal dan Diversifikasi Ekspor

Kompas.com - 01/02/2012, 03:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Diversifikasi ekspor, baik negara tujuan maupun jenis produk, dan penguatan pasar domestik menjadi strategi andalan pemerintah dalam menghadapi tekanan penurunan ekspor. Untuk diversifikasi negara tujuan, pemerintah fokus ke pasar alternatif Afrika dan Amerika Latin. Untuk penguatan pasar domestik, pemerintah akan terus memperkuat pengamanan perdagangan untuk mengontrol impor.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Prasetijono Widjojo Malang Joedo di Jakarta, Selasa (31/1), menyatakan, ekspor akan turun sebagai konsekuensi efek berantai krisis utang di Eropa. Meski demikian, ia yakin pertumbuhan Indonesia masih bisa di atas 6,6 persen.

Salah satu strategi substitusi penurunan ekspor yang harus dilakukan, menurut Prasetijono, adalah melalui optimalisasi pasar domestik untuk pemasaran produk nasional. Sejauh ini, potensi pasar domestik masih besar.

Menurut Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani, pasar domestik Indonesia masih sangat potensial sampai tahun 2030. Dari faktor kelas menengah dengan karakter permintaan tinggi, pasar Indonesia sangat besar. Berdasarkan data Bank Dunia, kelas menengah Indonesia sebanyak 130 juta jiwa.

Sementara dari sisi usia produktif, ungkap Aviliani, 70 persen penduduk Indonesia termasuk usia produktif. Hal ini merata di semua daerah di Indonesia. Usia produktif dikategorikan mulai 14 tahun hingga 65 tahun. Kelompok ini memiliki kecenderungan berdaya beli tinggi.

”Tingkat konsumsi masyarakat kita juga termasuk tinggi. Ini yang membuat pasar Indonesia lebih potensial dibandingkan China yang jumlah penduduknya lebih besar tetapi lebih irit,” kata Aviliani.

Berkenaan dengan penguatan pasar lokal, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan agar semua pemangku kepentingan berkomitmen untuk tidak mudah mengimpor barang yang bisa diproduksi di dalam negeri. Tujuannya agar barang produksi nasional bisa dipasarkan lebih luas ke pasar domestik.

”Kita juga harus menjaga pasar domestik dari barang selundupan. Kita juga mesti siap bahwa dalam rangka komunitas bersama ASEAN tahun 2015, aliran orang dan barang akan semakin bebas antarnegara,” kata Agus.

Peralihan ke pasar domestik dibenarkan Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Tengah Anggoro Rahmadipuro. Menurut dia, ekspor mebel dari Jawa Tengah pada 2011 anjlok sebesar 20-30 persen akibat krisis di Eropa.

Nilai ekspor produk unggulan perajin dan industri itu pada 2010 bisa mencapai total 620 juta dollar AS. Sepanjang Januari hingga Oktober 2011, hanya 446 juta dollar AS. Dampak lesunya ekspor itu, kini pengusaha memperluas pasar dalam negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com