Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Manfaatkan Teknologi CNG Untuk Pembangkit

Kompas.com - 01/02/2012, 18:31 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan memanfaatkan teknologi gas alam terkompresi (CNG) untuk memenuhi kebutuhan energi primer pembangkit listrik. Hal ini sekaligus untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak yang selama ini masih digunakan untuk mengoperasikan beberapa pembangkit listrik.  

Sebagai langkah awal, menurut Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto, dalam siaran pers yang diterima Kompas, Rabu (1/2/2012), di Jakarta, PLN telah mengikat kerja sama dengan RINA, konsultan internasional untuk pembuatan dan penyusunan dokumen penelaahan transportasi dengan CNG Marine dari Kota Gresik ke Pulau Lombok.  

RINA merupakan perusahaan internasional asal Italia yang bergerak antara lain di sektor klasifikasi, minyak dan gas, konsultasi teknik dan pembangkit listrik. Untuk teknologi CNG, RINA telah mengembangkan aturan dan panduan RINA untuk eksploitasi, transpor dan penyimpanan panduan CNG.  

Dalam penugasan ini, RINA akan mendesain pola pengiriman CNG lewat laut sehingga faktor ekonomi dan teknis dapat dicapai secara optimal dengan memerhatikan sisi keamanan, keselamatan sebagaimana disyaratkan dalam panduan CNG dan aturan lain yang berlaku.  

Selain disebabkan alokasi gas untuk pasar domestik yang masih belum mencukupi, kesulitan mendapatkan pasokan gas juga disebabkan ketidaksesuaian permintaan dan suplai. Pertama, lokasi sumber gas tersedia dan lokasi kebutuhan gas yang tersebar. Kedua, volume, yaitu antara volume gas yang tersedia dibandingkan yang dibutuhkan.  

Ketiga, tata waktu penyerapan gas, yaitu antara sifat sumber gas yang memiliki persyaratan digunakan secara tetap berlainan dengan pola pemakaian listrik yang sangat besar pada malam hari, sehingga pemakaian gas tidak tetap atau fluktuatif.  

Salah satu upaya PLN dalam mengatasi kendala kurangnya pasokan gas yaitu dengan menyimpan gas lapangan (gas pipa) ke dalam bentuk CNG, sehingga dapat dibawa dalam jumlah volume yang sesuai ke lokasi yang membutuhkan, dan diserap sesuai pola kebutuhan operasi pembangkit gas yang fluktuatif.  

Dengan cara ini, PLN bisa meningkatkan nilai dari gas karena menggantikan BBM pada lokasi yang selama ini tidak ada pasokan gas maupun untuk meningkatkan pembangkit    

PLN telah memetakan potensi pemanfaatan CNG untuk kawasan Indonesia Barat dan Timur. CNG akan diarahkan untuk memanfaatkan potensi sumur-sumur gas dengan kapasitas relatif kecil, sumur gas marginal, gas flare dan kelebihan pasokan gas sesaat akibat pola penyerapan gas yang fluktuatif.  

Pemanfaatan CNG untuk menggantikan konsumsi BBM menghadapi kendala tidak tersedia pasokan gas pipa di sekitar lokasi pembangkit. Sebagai terobosan untuk mengatasi masalah ini, PLN akan memakai CNG yang dikirim dari tempat lain dan ditransportasikan melalui laut.

Teknologi yang dipakai adalah Marine CNG.   Implementasi percontohan akan dilakukan dalam skala kecil yaitu mengangkut CNG dari Gresik ke Lombok dengan konsumsi rata-rata 3-6 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). "Implementasi Marine CNG ini merupakan hal pertama di dunia dan akan sangat membantu PLN dalam menekan konsumsi BBM," kata dia.  

Kapasitas Marine CNG yang direncanakan 3-4 juta kaki kubik itu akan dipakai sebagai sumber pasokan gas untuk pembangkit gas peaking (beroperasi 6 jam per hari) dengan daya terpasang 100 Mega Watt. Konsumsi gas ini mampu menggantikan pemakaian BBM 51 juta liter per tahun, sehingga ada potensi penghematan sekitar Rp 200 miliar per tahun.  

Jika proyek pertama ini berjalan sesuai rencana, teknologi Marine CNG selanjutnya akan diterapkan untuk lokasi-lokasi pembangkit gas lain dengan kapasitas sama atau lebih besar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com