Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Tak Sentuh Sektor Riil

Kompas.com - 08/02/2012, 03:57 WIB

Jakarta, kompas - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,5 persen tahun 2011 tak banyak menyentuh sektor riil. Tren positif yang ditunjukkan indikator ekonomi makro tersebut lebih banyak dinikmati pemodal dan masyarakat kalangan atas. Masyarakat menengah ke bawah justru merasakan sebaliknya.

Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahun 2011 sebesar 6,5 persen. PDB adalah salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Ekonom Senior Institute for Development of Economic dan Finance Didik J Rachbini di Jakarta, Selasa (7/2), menyatakan, pertumbuhan ekonomi 2011 cukup tinggi, tetapi menumpuk di kalangan atas yang memiliki aset modal produksi. Akibatnya, kesenjangan ekonomi terus terjadi. Buktinya, jumlah pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung masih banyak.

”Ini disebabkan pemerintah tak memiliki kebijakan pemerataan pembangunan yang signifikan. Hal yang terjadi adalah penguasaan aset produksi, seperti lahan dan kredit, dibiarkan semakin timpang,” kata Didik.

Secara terpisah, anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Arif Budimanta Sebayang, menyatakan, pertumbuhan ekonomi masih dinikmati para pemilik modal, termasuk pemodal asing. Faktanya, pertumbuhan ekonomi bisa dipacu hanya oleh peningkatan produksi atau pendapatan segelintir orang saja.

Kesenjangan ekonomi yang terjadi dapat dilihat dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tahun 2011 yang menunjukkan bahwa 51 persen dari total deposito di perbankan dimiliki oleh 0,13 persen nasabah. Total nilai deposito Rp 1.700 triliun.

Tekanan ekonomi

Sebelumnya, Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional Bank Pembangunan Asia (ADB) Iwan Jaya Azis berpendapat, pertumbuhan ekonomi bukanlah segalanya. Hal yang terpenting adalah bagaimana struktur pertumbuhan itu efektif meningkatkan kesejahteraan masyarakat terbanyak, yakni kelompok menengah ke bawah.

”Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi di Asia tidak terlalu bagus karena pertumbuhan itu lebih ke sektor yang relatif tidak menyentuh mayoritas masyarakat,” kata Iwan.

Penilaian ADB atas negara di kawasan Asia secara umum menunjukkan pertumbuhan sektor riil lamban. Sementara pertumbuhan sektor keuangan cepat.

Berdasarkan pemantauan di Jakarta, sejumlah masyarakat bawah justru merasakan tekanan ekonomi, terutama pada semester II-2011. Perajin mebel menyatakan omzetnya turun 50-70 persen. Sementara keuntungan sejumlah pemilik warung tegal turun sekitar 30 persen akibat harga bahan pangan naik. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com