Jakarta, Kompas -
Menurut Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji, Senin (13/2), di Jakarta, manajemen PLN sedang tahap finalisasi pembelian LNG dari pengalihan pasokan untuk Sempra, Amerika Serikat.
Sejauh ini, perseroan itu masih melaksanakan negosiasi harga LNG dari Tangguh itu dengan produsen gas. Dari perkembangan proses negosiasi itu, pihaknya optimistis dapat memperoleh kesepakatan harga LNG tersebut. Rencananya, tujuan utama pasokan gas dari Tangguh itu adalah Belawan, Medan.
Beberapa pembangkit listrik skala besar milik PLN yang belum mendapat gas, antara lain, Belawan, Medan (100 BBTUD), Semarang (150 BBTUD), Muara Karang dan Priok (200 BBTUD), tambahan untuk Muaratawar (40 BBTUD), tambahan untuk Gresik (100 BBTUD). Sejumlah upaya pemenuhan kebutuhan gas bagi pembangkit listrik itu bagian dari program kerja PLN.
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas Gde Pradnyana sebelumnya menyatakan, pihaknya siap mengalihkan volume LNG dari Blok Tangguh yang diekspor ke Sempra untuk memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri. Volume ekspor gas itu mencapai 3,7 juta ton per tahun.
Saat ini pihaknya membahas kemungkinan pengalihan semua volume LNG yang diekspor ke Sempra. Oleh karena Amerika Serikat kelebihan suplai gas sejak dikembangkan shale gas. Sesuai kontrak, ekspor LNG Tangguh ke Sempra bisa dialihkan 50 persen dari 3,7 juta ton per tahun ke pembeli lain. ”Di luar klausul kontrak itu, kalau kita ambil, harus izin ke mereka,” ujarnya.
”Yang penting adalah mendapat harga terbaik, jangan sampai penerimaan negara turun,” ujarnya. Harga LNG terkontrak ke Sempra 7-9 dollar AS per million metric british thermal units (MMBTU) dan tanpa batas atas harga minyak mentah.