Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggunakan Produk Lokal Jangan Sekadar Slogan...

Kompas.com - 14/02/2012, 03:51 WIB

Kampanye mencintai produk dalam negeri digaungkan pemerintah setiap saat. Apakah masyarakat sudah benar-benar mencintai karya anak bangsanya sendiri? Atau apakah kampanye itu sekadar slogan?

Pastilah banyak produk dalam negeri yang tidak kalah dengan produk asing. Namun, masyarakat masih banyak yang lebih memilih produk luar negeri. Bahkan, pejabat ataupun elite politik lebih senang pamer dengan produk luar negeri, seperti tas dan sepatu.

Mestinya sih, sebagai generasi muda, mahasiswa diharapkan melakukan banyak hal dalam mengampanyekan cinta produk dalam negeri. Mereka harus bangga memakai produk lokal. Bahkan, mahasiswa diharapkan berinovasi menciptakan jenis produk dalam negeri yang membanggakan.

Mahasiswi Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Amalia Riska, mengatakan, salah satu cara yang dia lakukan untuk mencintai produk dalam negeri adalah mengenakan pakaian batik. ”Salah satu hal yang saya lakukan adalah memakai batik, motif kain yang berasal dari Indonesia. Berterima kasihlah kepada desainer-desainer kita yang telah mengangkat busana batik sehingga anak muda tak perlu malu memakai batik. Saat ini, model-model baju batik juga tidak kaku,” ucapnya.

Amalia juga senang mengenakan kaus atau aksesori yang betuliskan ”I Love Indonesia” atau kaus bergambar Garuda Pancasila. ”Sering saya mengajak teman-teman untuk berbelanja berbagai produk dalam negeri. Saya yakinkan mereka bahwa, asalkan mereka pintar memilih, kualitas barang lokal tak kalah dengan buatan luar negeri,” kata Amalia.

Mahasiswi Divisi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Cresentia Gisella Hendra, mengaku sempat menyukai produk-produk impor dalam kesehariannya. ”Namun akhirnya saya menyadari, pemikiran bahwa produk impor lebih berkualitas dari produk lokal itulah yang membuat negara kita tidak produktif. Kita sendiri berasumsi bahwa kita tidak akan bisa menyaingi negara asing untuk membuat suatu kreasi dengan kualitas yang juga baik,” ujarnya.

Dari diri sendiri

Menurut Gisella, sebaiknya perilaku mencintai produk lokal dimulai dari diri sendiri. ”Apabila kita merasa memiliki kemampuan untuk menciptakan produk berkualitas, otomatis kita akan memiliki keyakinan bahwa barang yang kita hasilkan memang berkualitas. Kenapa tidak? Kita harus mencobanya,” katanya.

Pendapat yang sama juga disampaikan mahasiswi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanegara, Klara Fiorenti. Dia mengaku lebih menyukai baju-baju produk khas daerah Jawa dan Bali. ”Bahannya enak dan adem,” ujarnya.

Banyak cara untuk mengampanyekan penggunaan produk lokal. Khoirul Umam, mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang, mengusulkan pembuatan kaus oblong untuk mempromosikan produk lokal ”Apalagi, kaus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keseharian kita, terutama mahasiswa,” ujarnya. Dia yakin, menggunakan kaus bertemakan ”cintai produk lokal” akan menarik perhatian dan bisa menyulut rasa bangga orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com