JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani di Jakarta, Minggu (26/2/2012), menyatakan, pemerintah harus mewaspadai risiko melambungnya inflasi jika harga bahan bakar minyak (BBM) akan dinaikkan.
Larangan penggunaan konsumsi BBM bersubsidi khusus untuk mobil pribadi dinilai lebih kecil risiko inflasinya dibanding kenaikan harga BBM untuk semua kendaraan.
Menurut Aviliani, kenaikan harga BBM senilai Rp 2.000 per liter dari harga sekarang akan menghemat anggaran subsidi sebesar Rp 26 triliun. Namun risiko inflasinya tinggi.
Sementara jika harga tetap dengan disertai kebijakan larangan konsumsi BBM untuk mobil pribadi akan menghemat dana subsidi sekitar Rp 40 triliun. Risiko inflasinya pun lebih kecil karena tidak menyangkut tranpsortasi secara luas.
"Kalau untuk kenaikan harga BBM, berat. Kenaikan harga akan mendorong inflasi dan berimbas pada masyarakat. Paling signifikan adalah mobil pribadi tidak boleh mengonsumsi BBM bersubsidi. Inflasinya tidak akan sebesar kenaikan harga BBM, dan dana penghematannya lebih besar," kata Aviliani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.