Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih Tertekan Rencana Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 27/02/2012, 10:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mata uang rupiah terhadap dollar AS pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 50 poin didorong oleh ekspektasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM).

"Rupiah masih melanjutkan pelemahan akibat kenaikan ekspektasi inflasi seiring dengan rencana kenaikan harga BBM," kata analis pasar uang Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, di Jakarta, Senin (27/2/2012).

Lana mengemukakan hal itu sehubungan dengan nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Senin pagi bergerak melemah 50 poin ke posisi Rp 9.090,00 dibandingkan dengan kurs sebelumnya Rp 9.040,00 per dollar AS. Kendati pemerintah sudah menyetujui opsi kenaikan harga BBM bersubsidi per 1 April mendatang, kata dia, pemerintah belum menetapkan besaran kenaikannya. Dikatakan Lana, kenaikan harga BBM untuk jenis premium diperkirakan antara Rp 500 -Rp 2.000 per liter atau naik antara 11 persen dan 44 persen.

Pengamat pasar uang Monex Investindo Futures, Johannes Ginting, menambahkan, dari global sejumlah kalangan berpendapat bahwa operasi likuiditas European Central Bank tahap kedua, berisiko menimbulkan masalah dalam jangka panjang. "Likuiditas dalam jumlah besar yang disuntikkan ke pasar akan sangat membantu dalam jangka pendek, namun tidak dalam jangka panjang," kata dia.

Langkah ECB tersebut, menurut dia, jelas berpotensi menambah tekanan inflasi pada masa mendatang. Di samping itu, kekhawatiran terhadap perekonomian negara kawasan Eropa kemungkinan masih akan tetap berlanjut meskipun data Ifo kembali menghadirkan harapan pertumbuhan ekonomi Jerman.

"Untuk selanjutnya, menurut dia, fokus pasar kemungkinan akan segera beralih ke "long-term refinancing operation" (LTRO) milik bank sentral Eropa (ECB) yang kedua pada pekan depan, yang diperkirakan akan menawarkan sekitar 500 miliar euro sampai satu triliun euro dana pinjaman untuk sektor perbankan," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com