Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mekanisme Impor Minyak Kurang Efektif

Kompas.com - 01/03/2012, 21:49 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mekanisme impor minyak, baik minyak mentah maupun bahan bakar minyak, dinilai masih kurang efisien. Untuk menekan biaya, Pertamina seharusnya membeli minyak dari produsen secara langsung.

”Meskipun sudah melalui prosedur tender terbuka, transparan, dan lewat media elektronik, mekanisme impor minyak masih kurang efisien,” kata pengamat perminyakan, Kurtubi, Kamis (1/3/2012), di Jakarta.

Penyebabnya, bila rekanan yang diundang dan kemudian menang tender merupakan perusahaan trader atau pedagang perantara, hal itu pasti tidak efisien. Sebab, trader membeli minyak dari produsen untuk dijual kembali dan pembelinya adalah Petral, anak perusahaan Pertamina.

Impor minyak semestinya dilakukan dengan membeli langsung dari produsen lewat kontrak jangka panjang atau tender dengan peserta yang merupakan produsen langsung karena Indonesia butuh minyak impor secara permanen dan dalam jumlah besar.

”Agar lebih efisien, sebaiknya Pertamina membeli minyak langsung dari produsen, bukan lewat perusahaan trader. Kalau selama ini rekanan Petral terdiri dari para trader, sebaiknya Petral dibubarkan,” kata dia menambahkan.

”Jika Petral dibubarkan, pembelian dilakukan langsung oleh Pertamina. Ini pasti bisa karena Pertamina merupakan perusahaan minyak, bukan lembaga pemerintah seperti Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas,” ujarnya.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan menegaskan, PT Pertamina Energy Trading (Petral)  Ltd, anak perusahaan Pertamina, tetap beroperasi secara normal sebagai sole trading arm. Petral merupakan satu-satunya anak perusahaan yang melaksanakan pengadaan minyak mentah Pertamina.

Oleh karena itu, Pertamina sebagai induk perusahaan mendukung sepenuhnya operasional Petral. Petral masih tetap menjalankan fungsinya, baik dalam pengadaan minyak mentah maupun produk BBM untuk kebutuhan dalam negeri.

”Semua transaksi bisnis tetap berjalan normal seperti biasa dan Petral yang 100 persen sahamnya dikuasai Pertamina mendapatkan dukungan penuh dari perseroan dalam menjalankan bisnis tersebut,” kata Karen, di Jakarta.

Keberadaan Petral sebagai sole trading arm, yang sekaligus menjalankan fungsi market intelligent bagi Pertamina, dinilai merupakan praktik terbaik dalam bisnis trading minyak mentah dan produk BBM yang terjadi di pasar global.

Bahkan, dengan dukungan kompetensi yang dimiliki Petral, Pertamina melakukan efisiensi pengadaan minyak mentah dan produk BBM senilai 283 juta dollar AS selama 2011 lalu.

”Petral telah melakukan transformasi bisnis dan memiliki sistem yang baik dalam menjalankan fungsinya. Petral telah menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance,” katanya.

Sebagaimana induk perusahaan, Petral juga telah diaudit lembaga audit terkemuka Ernst and Young. ”Kami sangat terbuka untuk mempersilakan BPK sebagai auditor negara, untuk melakukan audit apabila diperlukan audit lebih jauh,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com