Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zona Waktu Jadi Satu, Penerbangan Tak Berpengaruh

Kompas.com - 12/03/2012, 14:22 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan anggota Kaukus Penerbangan DPR RI, Alvin Lie, berpendapat, rencana penyatuan zona waktu dari tiga menjadi satu zona oleh pemerintah tidak akan memberikan perubahan besar di industri penerbangan. Pasalnya, dunia penerbangan mengacu pada Greenwich Mean Time (GMT) bukan zona waktu lokal seperti Waktu Indonesia Barat (WIB). "Tidak banyak pengaruhnya. Karena penerbangan itu mengacu pada UTC (Co-ordinated Universal Time) atau GMT sebagai waktu internasional," ujar Alvin ketika dihubungi Kompas.com, Senin (12/3/2012).

Industri penerbangan, menurut Alvin, tidak menggunakan zona waktu lokal, seperti WIB di Indonesia. Hanya penumpang yang mengacu pada zona waktu lokal. Sehingga, bagi penumpang, terasa ada penyesuaian waktu ketika berpergian berbeda wilayah zona waktu. "Misalnya dari Jakarta ke Denpasar. Penerbangan kan kurang lebih 1,5 jam. Harusnya sampai jam 15.30 WIB tapi kan jadi berubah menjadi 16.30 Wita (Waktu Indonesia Tengah). Kelihatan terbang lama (bagi penumpang), tapi kan sebenarnya sama saja," terang mantan pilot ini.

Jadi, kata dia, penyatuan zona waktu tidak ada pengaruh yang signifikan buat maskapai hingga pengatur lalu lintas udara. Rencana itu pun tidak serta merta membuat jam penerbangan pesawat bisa bertambah. "Sama sekali tidak (berpengaruh pada penambahan jam terbang)," pungkas Alvin.

Seperti diwartakan, pemerintah berencana menyatukan wilayah waktu Indonesia yang sekarang ini dibagi menjadi tiga zona waktu yaktu Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Tengah (Wita) dan Timur (WIT). Rencananya, pemerintah akan memakai Wita atau GMT+8 sebagai patokan. Ini dilakukan diantaranya demi efisiensi birokrasi dan peningkatan daya saing ekonomi. "GMT+8 adalah menyampaikan Indonesia menjadi satu waktu," sebut Edib Muslim, Kadiv Humas dan Promosi KP3EI (Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), di Bogor, Sabtu (10/3/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    Whats New
    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Rilis
    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

    Earn Smart
    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Whats New
    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Whats New
    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Whats New
    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Spend Smart
    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    Whats New
    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Whats New
    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

    Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

    Whats New
    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com