Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: BLT Tak Adil

Kompas.com - 13/03/2012, 13:06 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Pramono Anung menilai rencana pemerintah menerapkan program bantuan langsung tunai jika harga bahan bakar minyak bersubsidi dinaikkan sebagai produk politik yang tak adil.

Menurut Pramono, penerapan BLT tidak murni untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM bagi rakyat kecil. Program itu, kata dia, hanya dijadikan alat politik untuk menguntungkan partai penguasa, yakni Partai Demokrat.

Penilaian Pramono itu mengacu pada pengalaman penerapan BLT menjelang Pemilu 2009 sehingga Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat mendapat dukungan besar dari masyarakat ketika pemilu.

"Ini akan diulangi dengan cara yang sama dan secara konteks demokrasi jadi tidak adil. Sekarang ada BLT sebesar Rp 25 triliun dan itu yang sangat diuntungkan partai penguasa," kata Pramono di Kompleks DPR, Jakarta, Selasa (13/2/2012).

Sebelumnya, hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan, jika harga BBM dinaikkan, sebesar 54,2 persen responden akan menyalahkan Partai Demokrat. Namun, sebesar 53,7 reponden menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono paling berjasa jika BLT diterapkan. Adapun Demokrat mendapat penilaian positif dari 54,3 persen responden.

Partai lain, termasuk partai koalisi, tak mendapat keuntungan dari BLT. Namun, jika partai menolak BLT malah menjadi blunder lantaran BLT adalah program yang sangat disukai publik.

Hal itu terlihat dari sikap wong cilik (rakyat kecil) berpindah ke Partai Demokrat setelah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengkritik BLT sebagai program yang membuat mental rakyat seperti peminta-minta dan pemerintah seperti sinterklas. Padahal, wong cilik adalah basis massa PDI-P.

Lalu, bagaimana partai harus menyikapi BLT? "Selama program penyaluran bantuan untuk masyarakat miskin itu bisa menimbulkan ketidakadilan, lebih baik harga BBM tidak dinaikkan," tutur Pramono.

"Bukan kita menolak pemberian bantuan kepada masyarakat kurang mampu, tetapi ini akan mengulangi cara-cara yang sama seperti dulu," ujar politisi PDI-P itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com