Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jenis Industri yang Menjadikan Orang Terkaya di Dunia

Kompas.com - 20/03/2012, 07:37 WIB
Ester Meryana

Penulis

KOMPAS.com — Pada awal Maret ini, Forbes baru saja merilis daftar nama orang-orang terkaya di dunia. Selain jumlah kekayaannya, Forbes juga menampilkan jenis usaha yang mereka kerjakan selama ini. Cukup banyak variasi jenis usaha yang ternyata bisa menghasilkan kekayaan puluhan miliar dollar AS. Ada yang kaya karena fashion, pertambangan, atau teknologi.

Berdasarkan data Forbes, teknologi adalah cara kedua yang paling umum bagi miliarder Amerika dalam mencetak kekayaannya. Buktinya, sebanyak 51 dari 425 orang AS yang menduduki daftar orang terkaya di dunia adalah mereka yang bergelut di industri teknologi.

Kondisi tersebut berbeda dari satu dekade lalu ketika teknologi dan peranti lunak (software) justru menempati peringkat ketiga dalam industri yang mencetak miliarder. Tahun 2002, hanya 26 dari 243 orang AS yang duduk dalam daftar orang terkaya Forbes mendapatkan peruntungan di industri teknologi.

Berikut peringkat industri yang menjadi sumber kekayaan para miliarder AS:
1. Investasi, dengan jumlah kekayaan 100 miliar dollar AS
2. Teknologi, dengan 51 miliar dollar AS
3. Media, dengan 37 miliar dollar AS
4. Energi, dengan 35 miliar dollar AS
5. Makanan dan minuman, dengan 31 miliar dollar AS
6. Jasa, dengan 31 miliar dollar AS
7. Fashion dan ritel, dengan 28 miliar dollar AS
8. Real estat, dengan 27 miliar dollar AS
9. Manufaktur, dengan 18 miliar dollar AS
10. Olahraga, dengan 15 miliar dollar AS

Catatan tersebut agak berbeda jika secara global. Industri yang seksi bagi para miliarder di tingkat dunia justru adalah investasi dengan 143 miliarder, fashion dan ritel dengan 123 miliarder, dan real estat dengan 102 miliarder. Sementara industri teknologi justru menempati posisi kelima. Akan tetapi, Forbes menaruh catatan, dari 90 miliarder teknologi di dunia, separuhnya (57 persen) adalah orang AS.

Di sisi lain, sebanyak 12 persen miliuner AS membuat kekayan mereka dalam teknologi, tetapi hanya 5 persen miliarder non-AS melakukannya. Tren semakin banyaknya pengusaha yang mencetak kekayaannya di bidang teknologi bisa semakin besar seiring dengan kian menjauhnya para lulusan MBA dari Wall Street. "Ada sebuah pergerakan yang pasti di antara para lulusan MBA saya, dengan lulusan MBA secara umum, menjauh dari industri keuangan, yang mungkin telah terganggu oleh krisis dan Dodd-Frank," sebut Steven Kaplan, profesor wirausaha University of Chicago's Booth School of Business.

Ia melihat industri teknologi yang akan berkembang. Akan tetapi, industi keuangan tidak lantas ditinggalkan begitu saja oleh para miliarder. Namun, ia memperkirakan, sektor keuangan telah mencapai puncaknya pada tahun 2007.

Teknologi memang menarik bagi para miliarder AS ataupun dunia, tetapi Profesor Peter Wendell dari Stanford Graduate School of Business menaruh catatan. "Satu area yang terus menarik (dalam teknologi) adalah big data," kata Peter yang juga seorang kapitalis ventura.

Maksudnya, bagian teknologi yang terus berkembang adalah yang fokus kepada analisis data dan alat untuk menyimpan data. Peter pun melihat banyak siswa pintar yang menaruh pilihan pada cloud computing, media sosial, mobile, dan video.

Namun, yang perlu dicatat, menurut Profesor Teresa Amabile dari Harvard Business School, adalah mereka menjadi miliarder di bidang teknologi bukan semata karena pintar akan bidang yang sarat pengetahuan teknis ini. "Pemahaman saya tentang cerita orang-orang seperti Bill Gates, Steve Wozniak, juga Steve Jobs adalah bahwa mereka didorong oleh semangat," tutur Teresa yang juga salah satu penulis The Progress Principle, yang mempelajari buku harian orang bisnis yang sukses.

"Saya yakin bahwa mereka sangat produktif dan kreatif ketika mereka bekerja akan sesuatu yang mereka menemukan makna di dalamnya, di mana mereka melihat ada tujuan, di mana mereka memberikan kontribusi untuk sesuatu yang mereka nilai, ketika mereka berada di dalam lingkungan yang memperbolehkan mereka untuk membuat kemajuan," papar Teresa.

Berikut daftar 10 industri utama sumber kekayaan para miliarder versi Forbes:
1. Investasi dengan 143 miliarder
2. Fashion dan ritel (123)
3. Real estat (102)
4. Kombinasi (97)
5. Teknologi (90)
6. Manufaktur (85)
7. Energi (78)
8. Keuangan (77)
9. Makanan dan minuman (69)
10. Media (64)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Whats New
    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Work Smart
    Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Whats New
    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Whats New
    Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Whats New
    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Whats New
    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Work Smart
    Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Work Smart
    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Whats New
    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com