Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boros Listrik dan Persulit Kegiatan Warga

Kompas.com - 21/03/2012, 03:33 WIB

Oleh M Zaid Wahyudi

Pemerintah kembali mewacanakan penyatuan tiga zona waktu Indonesia. Acuan waktunya adalah waktu Indonesia tengah. Hal ini akan membuat waktu di seluruh Indonesia sama dengan waktu di pusat-pusat bisnis Asia lain, seperti China, Hongkong, dan Singapura. 

Dalam catatan Kompas, wacana penyatuan zona waktu pernah muncul tahun 2005 dan 2008. Wacana ini selalu muncul menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak.

Hingga kini, alasan pemerintah untuk menggabungkan zona waktu masih sama, demi efisiensi bisnis dan penghematan energi. Namun, belum pernah dibahas dampak sosial, budaya, atau kesehatan masyarakat terkait penyatuan itu. Ancaman inefisiensi dan potensi kerugian ekonomi juga tak dibeberkan.

Dosen Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung, Moedji Raharto, Kamis (15/3), mengatakan, prinsip dasar yang dianut dalam penentuan zona waktu adalah optimalisasi pemanfaatan sinar matahari. Ini akan membuat masyarakat bebas beraktivitas di dalam atau di luar ruangan tanpa perlu penerangan tambahan.

Akibat rotasi Bumi, semua wilayah Bumi akan merasakan siang dan malam. Panjang siang dan malam di setiap daerah berbeda, bergantung pada posisinya di muka Bumi dan kemiringan sumbu rotasi Bumi.

Agar ada acuan waktu yang sama, Konferensi Internasional Meridian di Washington DC, Amerika Serikat, Oktober 1884, menetapkan garis meridian yang melintas di atas Kota Greenwich, Inggris, sebagai meridian nol dan disebut Greenwich mean time (GMT). Meridian adalah garis khayal di atas wilayah yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan.

Bumi dibagi menjadi 24 zona waktu, sesuai waktu satu kali rotasi. Lingkaran Bumi memiliki sudut 360 derajat. Dengan adanya 24 zona waktu, patokan garis bujur tolok sebagai penanda zona waktu adalah garis bujur kelipatan 15 derajat. Garis bujur 15 derajat di sebelah timur Greenwich (15 derajat bujur timur) lebih cepat satu jam dari waktu di Greenwich. Sebaliknya, garis bujur 15 derajat di barat Greenwich lebih lambat satu jam.

Garis bujur 180 derajat Bujur Barat dan 180 derajat Bujur Timur bertemu di Samudra Pasifik yang ditetapkan sebagai batas garis penanggalan internasional. Wilayah di timur Greenwich memulai waktu lebih dulu dibandingkan di barat.

Wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke terentang sejauh 46 derajat bujur, mulai dari 95 derajat Bujur Timur hingga 141 derajat Bujur Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com