Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Harga BBM Indonesia Terendah di ASEAN

Kompas.com - 26/03/2012, 14:21 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia terbilang murah ketimbang di negara-negara tetangga. Kondisi harga BBM yang murah ini tidak lagi relevan jika melihat harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) yang sudah tinggi seiring dengan harga minyak mentah dunia yang juga melonjak.

"Di negara tetangga, harga BBM sebesar Rp 11.000-12.000 per liter dengan kualitas harga terendah untuk masyarakatnya. Kita masih Rp 4.500," sebut Agus dalam paparan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran, di DPR, Senin (26/3/2012).

Agus menerangkan, pada tahun 2008, harga BBM bersubsidi pernah menyentuh Rp 6.000 per liternya. Lalu harga pun diturunkan kembali ke Rp 4.500 seiring dengan turunnya harga ICP.

Untuk itu, dengan kondisi harga ICP yang kembali tinggi karena ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat maka harga BBM pun perlu disesuaikan kembali. "Dengan kondisi rata-rata ICP sudah lebih dari 119 dollar AS, kita perlu menyesuaikan harga BBM karena kalau tidak alternatif energi baru dan terbarukan tidak bisa dikembangkan," tegas dia.

Secara terpisah, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Legowo, kepada Kompas.com, menyebutkan, harga BBM yang berlaku di Indonesia memang lebih rendah dari negara-negara ASEAN lainnya.

Per Maret 2011, harga BBM untuk jenis oktan di bawah 92 yakni sekitar Rp 6.000 di Malaysia, Rp 10.000 di Vietnam, Rp 11.000 di Thailand, Rp 12.000 di Filiphina, dan Rp 16.000 di Singapura. "(Harga BBM) sekitar Rp 9.200 di China, Rp 12.000 di India, Rp 14.200 di Australia, Rp 16.000 di Korea Selatan dan paling mahal di Jepang dengan sekitar Rp 17.000," sebut Evita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com