JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, mengatakan salah satu penyebab pemerintah mengambil langkah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah karena kondisi ekonomi dunia yang sedang krisis.
Jero memaparkan, krisis ekonomi telah terjadi di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat. Kondisi ekonomi di AS dan kawasan Eropa belum juga pulih. Ini ditunjukkan dengan ekspor Indonesia ke kawasan Eropa akan mengalami penurunan.
Penyebab lainnya, sebut Jero, yakni ketegangan di kawasan Timur Tengah, khususnya Iran. Iran sekarang bersitegang dengan sejumlah negara barat karena negara ini diduga mempunyai proyek senjata nuklir. Kondisi tersebut menyulut kenaikan harga minyak mentah.
"Indonesia juga punya minyak mentah, harganya disebut ICP (Indonesia Crude Price) pada bulan Oktober masih di kisaran 109 dollar AS per barrel," tambah dia.
Akhir Desember 2011, ICP menyentuh 110 dollar AS per barrel. Saat itu, kata Jero, pemerintah telah membahas mengenai harga ICP yang kian tinggi.
"Dalam tahun-tahun sebelumnya biasanya kalau ICP 10 persen di atas asumsi, pemerintah sudah bersiap-siap menyesuaikan harga BBM," sebut Jero dalam konferensi pers, di Kementerian ESDM, Rabu (28/3/2012) malam.
Jero pun menerangkan, saat itu sebenarnya Presiden telah menginstruksikan untuk mencari cara selain menaikkan harga BBM bersubsidi demi mengamankan APBN.
"Tetapi pada waktu itu sudah mulai dihitung kelihatannya berat ekonomi, berat APBN untuk menanggung subsidi itu. Bapak Presiden masih mengatakan coba cari alternatif lain. Kalau ada alternatif lain janganlah naikkan harga BBM, itu bulan Desember," tegas dia.
Namun, kondisi ekonomi dunia belum juga membaik sehingga ICP terus naik. Januari 2012, ICP mencapai 115 dollar AS, Februari sebesar 122 dollar AS, dan Maret diperkirakan mencapai 128 dollar AS.
"Jadi sudah memang berat sehingga dengan ICP seperti itu tidak ada cara yang lebih cepat menanggulanginya daripada menaikkan harga BBM," pungkas Jero.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.