Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB: 2012 Pertumbuhan Indonesia 6,4 Persen

Kompas.com - 11/04/2012, 13:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 sebesar 6,4 persen akibat perekonomian global yang masih melambat karena krisis di Eropa.

"Indonesia akan mempertahankan angka pertumbuhan 6,4 persen dengan mewaspadai adanya pelemahan ekspor dan capital outflow pada tahun ini," ujar ekonom ADB, Edimon Ginting, dalam pemaparan di Jakarta, Rabu (11/4/2012).

Namun, Edimon memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2013 akan meningkat 6,7 persen karena sektor perdagangan yang pulih dari imbas krisis dan membaiknya iklim investasi.

Ia menjelaskan, pemerintah telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan daya tahan perekonomian terhadap guncangan eksternal tersebut karena sektor konsumer dan bisnis akan ekspansif tahun ini. "Ketidakpastian di Eropa masih memengaruhi pertumbuhan, tetapi masih manageable, apalagi Indonesia menjadi salah satu negara tujuan penanaman modal asing (FDI) selain China, India, dan Brasil," tuturnya.

Menurut dia, asumsi pertumbuhan tersebut telah mempertimbangkan pemerintah akan mendorong investasi pada bidang infrastruktur, mengurangi hambatan pembangunan, seperti penyerapan anggaran belanja modal serta mengurangi kesenjangan pembangunan di kawasan barat dan timur Indonesia. "Inilah tantangan yang harus dihadapi pemerintah pada 2012, yaitu pembenahan infrastruktur dan mengurangi kesenjangan antara kota dan desa serta kawasan barat dan timur Indonesia," paparnya.

Sementara Kepala Perwakilan ADB di Indonesia Jon D Lindborg menambahkan, perekonomian Indonesia masih berada dalam posisi yang baik untuk tumbuh dan kuat. "Momentum pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara terus berlangsung. Secara umum pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penyesuaian ke arah pertumbuhan yang berkelanjutan dan jangka panjang," tuturnya.
     
Berdasarkan laporan ADB, Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 6,5 persen pada 2011 yang didorong oleh penguatan konsumsi dalam negeri, peningkatan investasi, serta naiknya "net" ekspor.

Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,7 persen dan menyumbang 2,7 persen dari total pertumbuhan ekonomi. Namun, investasi publik turun karena lemahnya penyerapan belanja modal. Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tetap tinggi tahun ini dan tahun depan.

Tahun lalu juga tercatat tercipta 1,5 juta lapangan kerja yang mendorong peningkatan kualitas pekerjaan karena banyaknya lapangan pekerjaan pada sektor formal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com