Pasar Modern Berarti Omzet Harus Naik

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan ada tujuh kriteria dari pasar untuk bisa disebut sebagai pasar modern. Salah satu kriterianya adalah pasar harus sehat, bersih dan tidak membahayakan konsumen. "Dia (pasar) betul-betul bisa menghindari konsumen dan pedagang agar tidak kena penyakit," sebut Bayu dalam diskusi Forum Wartawan Perdagangan, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (23/4/2012).

Pasar, terang Bayu, tidak bisa dalam kondisi lebih banyak sampahnya daripada barang yang diperdagangkan. Pasar harus sehat dan bersih. Lalu, syarat kedua adalah pasar harus tertib hukum. Penipuan, misalnya, dalam hal timbangan tidak boleh terjadi. Ia mencontohkan konsumen melakukan pembelian Rp 90.000 per 10 kilogram tapi ternyata hanya 9 kilogram saja yang dibelinya.

Menurut Bayu, ini adalah hal berbahaya karena bisa seolah-olah harga barang naik. "Hanya karena tidak tertib hukum jangan-jangan merupakan salah satu penyumbag inflasi," tambahnya.

Ketiga, pasar yang baik adalah pasar yang mempromosikan dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual produk-produk dalam negeri, produksi petani lokal, hingga UKM lokal. Keempat, pasar peduli pada konsumen. Menurut Bayu, pasar harus bisa menyediakan fasilitas bagi ibu hamil atau orang catat. "Kita tidak hanya ngomong pasar tradisional, banyak mal-mal yang tidak menyediakan fasilitas buat konsumen tersebut," sambungnya.

"Kelima, pasar ada recyling unit," tambah Bayu. Pasar harus didesain hemat energi, disertai dengan ruang hijau seperti pepohonan. Tidak dengan memajang bunga-bunga plastik.

Syarat keenam yakni pasar harus bisa mempertahankan identitas budaya dari pasar itu. Juga harus bisa mempertahankan identitas masyarakat setempat. "Pasar juga omzetnya harus naik," sebut Bayu terkait syarat terakhir. Tujuh faktor itu, sebut dia, adalah identitas pasar yang maju yang diinginkan pemerintah. "Saya baru mau nyebut pasar modern kalau sudah memenuhi kriteria tersebut," pungkasnya.