Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hambatan Ekspor Ikan ke Eropa Agar Dihapus

Kompas.com - 23/04/2012, 18:53 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo meminta Komisi Eropa segera mencabut hambatan ekspor yang tertuang dalam CD 220/2010. Hal itu karena produk perikanan budidaya asal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tidak tersangkut kasus keamanan pangan.

Hal itu dikemukakan Cicip dalam siaran pers, Senin (23/4). Cicip dijadwalkan melakukan kunjungan ke Pameran Seafood International "European Seafood Exposition (ESE)", tanggal 24-26 April 2012.

Ketentuan Komisi Eropa CD 220/2010 mewajibkan uji sampel terhadap paling sedikit 20 persen dari produk perikanan budidaya di semua pelabuhan pintu masuk ke Eropa. Kewajiban uji atas produk ekspor perikanan budidaya itu mengancam daya saing ekspor.

Uni Eropa (UE) merupakan bentuk kerja sama regional kawasan Eropa dengan 27 negara anggota dan memiliki jumlah penduduk 499 juta, dengan produk domestik bruto 16,8 triliun euro (28 persen GDP dunia) telah menjadi kekuatan utama ekonomi dan politik global.

Selain itu, dalam rangkaian kunjungan kerjanya, Cicip bersama dengan Duta Besar RI untuk Uni Eropa, asosiasi importir perikanan Eropa dan peserta pameran ESE dari Indonesia melakukan serangkaian pertemuan dan makan malam bersama yang diiringi peluncuran promosi penyelenggaraan World Bali Seafood Show yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di Bali, Indonesia.

ESE merupakan salah satu barometer dunia dalam perkembangan industri, terkait penanganan dan pengolahan hasil perikanan konsumsi.  "Pameran internasional ini merupakan sebuah barometer bagi para produsen untuk mengukur keunggulan-keunggulan produk pesaing sehingga dapat memperbaiki dan mengembangkan produk ekspornya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com