Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPBB: Pengendalian BBM Berdasarkan Cc Diskriminatif

Kompas.com - 30/04/2012, 15:05 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin, menegaskan, pihaknya tidak setuju terhadap rencana pemerintah untuk melakukan pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Salah satu alasannya yakni rencana itu akan rumit untuk dijalankan. "Pembatasan BBM bersubsidi kita tidak setuju karena itu diskriminatif, pengawasan akan rumit, dan ketiga akan terjadi manipulasi pemanfaatan oleh siapa pun," sebut Ahmad, di Jakarta, Senin (30/4/2012).

Lagi pula, menurut dia, pembatasan berdasarkan kapasitas mesin atau cc itu diskriminatif. Hasilnya pun tidak akan signifikan. Sebagai solusi jangka pendek, yakni durasi 1-3 tahun, ia menyarankan agar pemerintah tetap fokus ke penggunaan bahan bakar gas (BBG). "Karena sudah dipersiapkan lama dan bertahun-tahun," sebut Ahmad.

Solusi jangka pendek lainnya, dalam konteks pembatasan penggunaan kendaraan bermotor yakni dengan transport demand management. Misalnya, pemerintah mengembangkan manajemen perpakiran. Masyarakat tidak boleh lagi parkir di pinggir jalan. "Lalu dengan electronic road pricing dan pajak progresif," tambahnya.

Tidak luput pula, pengembangan angkutan umum massal yang aman, nyaman dan terjadwal. Pengembangan angkutan umum, kata Ahmad, menjadi hal yang paling utama dilakukan sebelum melakukan solusi-solusi sebelumnya. "Kalau yang keempat ini tidak bisa dilakukan maka yang pertama, kedua dan ketiga tidak bisa dilakukan," tegas dia.

Sementara untuk jangka panjang, KPBB berharap pemerintah menyusun kebijakan ekonomi bahan bakar dalam konteks 50 tahun. Konsumsi BBM harus turun 50 persen dari konsumsi BBM per kapita saat ini dalam 50 tahun ke depan. "Perlu ditingkatkan penggunaan bahan bakar nabati dan bahan bakar gas," pungkas Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

    Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

    Whats New
    Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

    Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

    Whats New
    Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

    Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

    Whats New
    Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

    Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

    Whats New
    Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

    Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

    Whats New
    Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

    Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

    Whats New
    Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

    Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

    Whats New
    KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

    KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

    Whats New
    Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

    Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

    Whats New
    Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

    Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

    Whats New
    Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

    Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

    Work Smart
    Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

    Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

    Whats New
    Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

    Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

    Work Smart
    Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

    Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

    Whats New
    Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

    Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com